Sejarah Istanbul sangat berliku, penuh gejolak, tapi sekaligus sangat menarik ditelusuri. Pada sekitar tahun 660 SM, kota ini dikenal dengan nama Byzantium. Ketika kota ini jatuh ke tangan kekuasaan Romawi, namanya pun diganti menjadi Konstantinopel di tahun 330 M.
Kaisar Konstantin lalu menjadikannya sebagai ibu kota Romawi Timur. Namun, kedatangan bala tentara Ottoman (Utsmaniyah) pada tahun 1453, akhirnya menaklukkan kota ini dan selanjutnya menyebutnya “Istanbul”, yang artinya “Maju Terus ke Kota”.
Meskipun Istanbul bukan ibu kota negara Turki, tapi kota berpenduduk sekitar 15,5 juta ini adalah kota terbesar dan merupakan kota tujuan bisnis maupun wisata nomor satu di negara Turki.
Di musim panas yang terik, temperatur bisa sekitar 35 celcius di Istanbul, tapi lihatlah di kawasan sekitar Hippodrome, Masjid Biru, Hagia Sophia sampai Istana Topkapi. Turis di mana-mana!
Terik matahari tetap tidak mampu mengalahkan hasrat untuk menyaksikan kebesaran sejarah kota 1001 kisah ini. Kawasan wisata bersejarah sekitar Hippodrome ini masuk urutan pertama yang wajib dikunjungi kalau ke Istanbul. Objek-objek wisata ini pun kebetulan berada di lokasi yang berdekatan satu dengan yang lain.
Starting point terbaik untuk wisata di kawasan historis ini sebaiknya dimulai dari Hippodrome, salah satu warisan historis dari imperium Romawi. Dibangun oleh Septimius Severus, setelah Circus Maximus di Roma, pada tahun 203 dan baru selesai 100 tahun kemudian di era Kaisar Konstantin.
Pada masanya, Hippodrome yang dikeliling tembok tinggi dengan tribun di tiga sisinya dan tribun kaisar di sisi lainnya, mampu menampung sampai 100,000 penonton.
Di tengahnya dibangun trek balapan kereta kuda, tetapi gara-gara arena balapan ini mulai didompleng kepentingan politik, maka arena balapan itu akhirnya dilarang. Hippodrome selanjutnya hanya dijadikan tempat upacara dan parade.
Masjid Biru, yang resminya disebut Masjid Sultan Ahmet, adalah karya masterpiece dari Mehmed Aga, arsitek terkenal dan murid Sinan, seorang arsitek kenamaan di era Ottoman. Masjid Biru mulai dibangun tahun 1609 dan diresmikan oleh Sultan Ahmed I tujuh tahun kemudian.