Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sarinah dan Sejarah Gedung Pencakar Langit di Jakarta

25 Juni 2020   09:45 Diperbarui: 16 Mei 2022   22:43 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika mengacu ke terminologi 'pencakar langit' itu sendiri, yakni gedung dengan ketinggian di atas 150 meter atau lebih dari 40 lantai, maka sudah seratusan lebih gedung pencakar langit yang dibangun di Jakarta. Baik gedung perkantoran, apartemen dan hotel. Gedung-gedung itu umumnya berdiri di kawasan Segitiga Emas Jakarta (Golden Triangle). Kawasan mahal ini meliputi Jalan M.H.Thamrin-Jalan Sudirman, Jalan H.R. Rasuna Said dan Jalan Jend.Gatot Subroto.

Tahun 1996, Jakarta menyambut kehadiran Wisma BNI 46, yang disebut-sebut sebagai gedung pencakar langit pertama dengan ketinggian di atas 250 meter. Gedung dengan arsitektur bergaya 'post-modern' ini langsung menjadi salah satu ikon kota Jakarta dan disebut sebagai "the most photographed building in Jakarta". 

Wisma BNI 46, Jkt. Sumber: Koleksi pribadi
Wisma BNI 46, Jkt. Sumber: Koleksi pribadi

Dengan tinggi mencapai 262 meter dan terdiri dari 51 lantai, Wisma BNI 46, yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, langsung menjadi gedung pencakar langit tertinggi di Jakarta dan sekaligus di Indonesia. Predikat tertinggi ini bertahan selama 20 tahun, yakni antara 1996 - 2015.

Di abad 21 ini, pertumbuhan gedung-gedung pencakar langit kian kencang. Kebutuhan ruang perkantoran dan prestise yang disandang untuk menempati gedung-gedung tinggi kian memacu para pengembang untuk terus membangun.

Salah satu di antara gedung pencakar langit yang segera menyita perhatian adalah Gama Tower yang menjulang di Jl. Rasuna Said Jakarta. Sejak diresmikan tahun 2015, Gama Tower langsung merebut status "gedung tertinggi" di kota metropolitan Jakarta.

Tinggi puncak Gama Tower, yang pernah juga disebut Cemindo Tower, adalah 308 meter dengan 69 lantai di atas permukaan tanah dan 4 lantai di bawah tanah. Bandingkan dengan tinggi Sarinah yang 'hanya' 74 meter. Suatu peningkatan yang begitu signifikan.

Gama Tower & Westin Hotel. Sumber: Koleksi pribadi
Gama Tower & Westin Hotel. Sumber: Koleksi pribadi
Gama Tower juga masih lebih tinggi dibandingkan dengan Guoco Tower - Singapore (290m), yang saat ini merupakan gedung tertinggi di Singapore. Namun masih kalah tinggi jika disanding dengan Menara Petronas- Kuala Lumpur yang mencapai ketinggian 452m.

Dua puluh lantai teratas Gama Tower, antara lantai 50 - 69, ditempati Hotel Westin, salah satu hotel berbintang lima di Jakarta dan bagian dari Marriot International Group. Henshin, restoran fine dining dan lounge, menempati lantai teratas atau lantai 67-69. Dengan tagline, "the Highest Rooftop Bar and Peruvian-Japanese Dining Destination in Indonesia", Henshin memang tidak hanya menjual kualitas makanan Peru dan Jepang, tapi juga pemandangan indah kota Jakarta. Apalagi di sore hingga malam hari, ketika lampu gedung-gedung tinggi mulai dinyalakan menyambut malam. Sungguh spektakuler!

Ketinggian ini pun masih belum cukup. Saat ini sebuah gedung pencakar langit lainnya sedang dalam proses konstruksi. "Signature Tower" adalah nama yang disematkan ke kandidat gedung pencakar langit yang konon kelima tertinggi di dunia. Signature Tower menjulang setinggi 638 meter dengan 111 lantai. Gedung prestisius ini bakal siap dibuka pada thn 2025.

Jakarta masih terus membangun. Kecemasan penurunan permukaan tanah di Jakarta tidak mampu menyurutkan ambisi para pengembang papan atas untuk terus menawarkan ruang-ruang perkantoran dan apartemen baru di lokasi-lokasi strategis yang kian menyempit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun