Mohon tunggu...
Tonny Juliantika Priangan
Tonny Juliantika Priangan Mohon Tunggu... Sejarawan - S2 Kajian Sejarah, Universitas Negeri Semarang

Sejarah ialah bahasa kehidupan!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Selayang Pandang: Ambachtsschool Voor Inlander, Gang Kampoeng Djawa, Batavia

1 November 2024   22:42 Diperbarui: 1 November 2024   22:47 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penguasaan keilmuan tersebut seturut tujuan dari jurusan yang tersedia seperti Ilmu Pertukangan, Ilmu Mekanika, dan Arsitektur. Dan proses pembelajarannya harus menggunakan bahasa melayu sebagai alat komunikasi yang efektif sehingga para siswa dapat memahami dengan baik materi pembelajaran (Bepalingen Bertreffende De Ambachtsscholen Voor Inlanders 1909).

Dokumentasi Pribadi.
Dokumentasi Pribadi.
Dokumentasi Pribadi.
Dokumentasi Pribadi.

Kegiatan Ambachtsschool Voor Inlanders Batavia

Setelah mendapatkan pembelajaran yang intensif di ruang kelas dan bengkel sekolah, maka adalah hal yang baik bila hasil-hasil tersebut di sosialisasikan kepada publik. Batavia Nieuwsblad pada 1929 melaporkan bahwa siswa tahun terakhir diberi kesempatan untuk mengadakan pameran hasil karya di area sekolah. Keseluruhan pembelajaran selama tiga tahun sekiranya mendapatkan kesan baik dan puas bagi para guru dengan hasil yang dicapai.

Selanjutnya 1930 Batavia Nieuwsblad melaporkan kembali, bahwasanya Ambachtsschool Voor Inlanders mengadakan pameran di Pasar Gambir. Pameran tersebut menampilkan sejumlah karya-karya siswa seperti pengolahan logam dan kayu menjadi barang estetik. Dalam kesempatan ini tentunya dapat menumbuhkan kepercayaan diri kepada siswa bahwa hasil yang diperoleh ternyata berguna bagi masyarakat.

Kegiatan yang tersirat pada Batavia Nieuwsblad terbitan 8 Agustus 1934 selanjutnya ialah upacara perpisahan kepada J.A van Nynanten seorang direktur sekolah. Dalam area sekolah telah berkumpul seluruh siswa dan para guru untuk mengucapkan salam perpisahan, begitupula mendengarkan pidato terakhir dari Van Nynanten. Van Nynanten merupakan tokoh yang berjasa bagi pendidikan di Ambachtsschool Voor Inlanders Batavia dan dunia pendidikan di area Jawa Barat. Para siswa menganggapnya sebagai ayah yang punya keterampilan tinggi dan kasih sayang yang lekat kepada siswa-siswanya di sekolah. Dan pada upacara perpisahan ini juga turut disampaikan pengganti dari J.A van Nyananten, yakni G. Meyer.

Penutup

Pemerintahan kolonial Belanda tentu sangat diskriminasi karena memisahkan pendidikan seturut kelas sosial yang berlaku, meski pemerintah kolonial memberikan perhatian terhadap siswa-siswa yang telah lulus selama 3-4 tahun dengan membantu mereka sebanyak mungkin dalam menemukan pekerjaan yang sesuai atau membantu agar mendirikan tempat kerja sendiri, namun motif pembukaan sekolah kejuruan untuk pribumi ternyata tidak terlepas dalam menciptakan tenaga kerja murah yang sesuai kebutuhan pembangunan infrastruktur. Bersedia ditempatkan pada pekerjaan-pekerjaan kasar.

Apalagi, kalimat akhir dalam kolom Ambachtsscholen Voor Inlanders pada koran Nederlandsch Indie menyiratkan bahwa pemerintah kolonial lebih baik mendirikan sekolah kejuruan daripada mendirikan sepuluh universitas. Sebab pemerintah kolonial lebih membutuhkan pengrajin bukanlah ilmuwan yang berbahaya. Pemerintah kolonial sepertinya mengalami kekhawatiran bila pribumi menjadi kritis. Mengingat, periode tersebut merupakan  zaman yang dimana organisasi pergerakan mulai tumbuh dan mengancam status quo pemerintahan kolonial Belanda.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun