"Bu Leni, saya mau berhenti kerja!"
"Lho? Mengapa Titin?"
"Saya ingin istirahat, Bu!"
"Baiklah, jika memang ingin istirahat, kamu ambil cuti saja 2 minggu, ya!"
"Tidak, Bu! Saya memang mau berhenti saja!"
Tiada angin tiada badai, orang kepercayaannya pergi meninggalkannya begitu saja. Bahkan ia pergi dengan mengajak 2 orang temannya dalam tim Leni. Hanya tersisa satu orang karyawan handal saat itu jadinya. Padahal usaha Leni baru mulai berkembang.
Ternyata Titin bukan berisitirahat, namun dia direkrut oleh pesaing bisnis kulinernya Leni, bersama dengan 2 orang mantan karyawan Leni lainnya.Â
Dan yang lebih menyakitkan lagi, resep-resep Leni dibocorkannya kepada majikan barunya yang notabene adalah sahabat Leni sendiri. Â Leni merasa dikhianati seorang sahabat dan seorang yang dihandalkannya secara bersamaan.
Leni cukup terpukul dengan kejadian itu. Usahanya sedikit berguncang akibatnya. Namun untunglah Leni adalah seorang pramuka sejati. Ia sudah dididik untuk tahan banting dan tetap bertahan hidup dalam segala macam ancaman maupun tantangan.Â
Seorang pramuka tidak mudah menyerah dan akan maju terus dengan jiwa satrianya. Dasa Darma menggelora di dadanya dan Tri Satya terukir jelas dalam jiwanya.
Dukungan dari keluarga juga mempengaruhi semangat Leni. Sang suami tercinta menjadi sosok yang penting dalam masa sulit itu. Ketiga buah hati mereka juga menjadi motivator ulung untuk terus berkarya.Â