"Bukan! Ayam broiler lah!"
"Nggak lucu, ya! Makanya jangan taunya dandan aja!"
"Iya, Ratu Dapur yang terhormat! Aku doain deh Sang Ratu sukses urusan dapur di masa depan!"
Siapa sangka, doa Maya yang sok cantik itu benar-benar menjadi kenyataan! Jangan-jangan Maya adalah jelmaan si Pahit Lidah.
Setelah menyelesaikan studi sebagai penyuluh pertanian, Leni pun menikah dengan pujaan hatinya. Dalam keadaan hamil muda, Leni berusaha melamar pekerjaan di beberapa perusahaan dan lembaga. Namun tidaklah mudah bagi ibu hamil untuk mendapatkan pekerjaan.
Setelah beberapa kali gagal di test wawancara, akhirnya Leni diterima sebagai tenaga pengajar di sebuah taman kanak-kanak. Walaupun agak melenceng dari keilmuannya, Leni cukup menikmati perannya sebagai seorang pendidik.
Suaminya, Mas Slamet, suka sekali jajanan kue-kue tradisional dan camilan lainnya. Sementara mereka tinggal lumayan jauh dari pasar. Hal ini membuat Leni mulai belajar membuat aneka penganan untuk suaminya.
"Pa, cobain deh bolu kuci ini!"
"Hmmm... enak banget, Ma! Beli di mana, nih?"
"Ini buatan mama sendirilah...!"
"Wahhh...mama hebat, lho! Bisa buat jualan nih!"