Mohon tunggu...
TONI PRATAMA
TONI PRATAMA Mohon Tunggu... Administrasi - Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Daerah Bangka Selatan

Saya mulai fokus menulis sejak tahun 2023 dengan menerbitkan 2 buku solo dan belasan buku antologi. Salah satu karya saya berupa novel diterbitkan penerbit Bhuana Ilmu Populer (BIP) Gramedia Group. Prestasi yang pernah saya raih yaitu juara 1 lomba menulis cerita rakyat yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Bangka Belitung tahun 2023. Menulis dan membaca tentu menjadi kegiatanku saat waktu luang. Semoga bisa terus berkarya, karena ada kalimat yang sangat menginspirasiku: JIKA KAMU INGIN MELIHAT DUNIA MAKA MEMBACALAH, JIKA KAMU INGIN DILIHAT DUNIA MAKA MENULISLAH!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dharma Habangka (Bagian 1)

14 Mei 2024   07:43 Diperbarui: 14 Mei 2024   07:45 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat pintu dibuka, dilihatnya Yadi, saudara sepupunya tampak pucat dengan wajah yang gugup.

"Ada apa, Kak Yadi?" tanya Rendy.

"Kita harus bergegas ke Rumah Sakit Koba, ya! Aku menerima kabar bahwa mobil bapakmu mengalami kecelakaan. Sekarang semuanya dirawat di Koba," jelas Yadi agak terbata-bata.

"Astagfirullah...! Bagaimana keadaan mereka?" Rendy terkejut dan cemas.

"Tidak dijelaskan bagaimana kondisinya. Makanya kita segera berangkat,ya!" ajak Yadi buru-buru.

Mereka pun menyusul ke Rumah Sakit Koba yang berjarak sekitar 70 Km dari Toboali. Perasaan Rendy semakin kalut. Perjalanan kurang lebih satu jam dengan motor terasa sangat lama dan menyiksa batin. Sepanjang jalan tidak henti-hentinya ia memanjatkan doa.

"Keluarga Pak Jikrin dari Toboali?" tanya perawat yang sedang bertugas.

"Iya," hanya itu yang bisa dijawab Rendy.

"Silakan ikut saya ke dalam!" perawat itu mempersilakan dengan raut wajah yang menyiratkan sesuatu yang tidak beres telah terjadi.

Rendy berjalan menuju sebuah ranjang pasien ICU. Dari kejauhan dilihatnya ada tiga tubuh manusia yang telah ditutupi kain putih. Jantung Rendy semakin berdegup kencang. Langkahnya pelan seolah sudah tidak bertenaga lagi. Yadi yang berada di sampingnya segera merangkul pundaknya agar tidak jatuh. Setapak demi setapak begitu berat untuk dilalui. Badannya seakan menolak untuk bergerak dan tidak siap akan menghadapi sebuah kenyataan pahit yang telah di depan mata.

"Tolong, ya, Allah! Jangan katakan bahwa di balik kain putih itu adalah seseorang yang aku cintai! Aku mohon ya Allah!" ibanya dalam batin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun