Mohon tunggu...
Tonang Dwi Ardyanto
Tonang Dwi Ardyanto Mohon Tunggu... Dokter - Akademisi dan Praktisi Pelayanan Kesehatan

Dosen, Dokter, ... Biasa saja.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kriteria Pengakhiran Masa Isolasi Pasien Covid

17 Juli 2020   11:41 Diperbarui: 17 Juli 2020   11:44 1254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 revisi terakhir, ditetapkan dalam bentuk Kepmenkes 413/2020. Salah satu perubahan mendasar adalah kriteria mengakhiri (discharge) masa isolasi bagi pasien covid.

Dalam pedoman sebelumnya, kriteria mengakhiri masa isolasi adalah: hasil pemeriksaan PCR negatif dari minimal 2 kali pemeriksaan berturut-turut dengan jeda minimal 24 jam.

Kriteria ini menjadi tantangan berat pada dua kondisi:
1. Daerah dengan akses dan kapasitas pemeriksaan PCR yang relatif terbatas. Akibatnya terjadi masa tunggu lama untuk menunggu hasil PCR dan memutuskan pengakhiran masa isolasi.

2. Pada kasus ekstrem dimana terjadi hasil positif PCR yang tidak kunjung negatif meskipun pasien sudah lama dirawat dan sudah tidak ada gejala klinis.

Di sisi lain, ada penelitian bahwa :
1. Setelah sekian hari sejak timbulnya gejala, atau sejak timbulnya penyakit (onset of illness), maka tidak dapat lagi diperoleh virus hidup dalam kultur, walaupun hasil PCR masih positif.

Onset of ilness ini pada prateknya dimulai sejak timbulnya gejala, atau sejak pengambilan sampel yang kemudian dinyatakan positif bila tanpa gejala, atau 7 hari sebelum mulai terdeteksinya antibodi.

2. Setelah mencapai ukuran cycle-time (ct) tertentu, maka saat dilakukan kultur, tidak lagi dapat ditumbuhkan virusnya. Sebagai catatan, ct hasil RT-PCR ini tergantung pada mesin dan kit PCR yang digunakan. Tidak bisa dibandingkan begitu saja antar laboratorium.

3. Dengan tidak adanya lagi virus yang hidup (dibuktikan dari hasil kultur) setelah hari tertentu atau setelah tercapai nilai ct tertentu, maka risiko penularan sudah minimalMaka disusun kriteria secara Time-based Strategy dan Symptom-based Strategy. Jadilah kemudian WHO menerbitkan rekomendasi tersebut pada tanggal 27 Mei 2020:

1. Untuk pasien konfirmasi dengan gejala, maka masa isolasi adalah minimal 10 hari sejak gejala timbul PLUS 3 hari bebas gejala.

2. Untuk pasien konfirmasi tanpa gejala, maka masa isolasi adalah 10 hari sejak dinyatakan positif (tanggal saat pengambilan sampel yang menunjukkan hasil positif)

Dok. pribadi
Dok. pribadi
WHO mempertimbangkan rekomendasi tersebut, semangatnya, dalam rangka mengatasi masalah bagi daerah-daerah dengan kapasitas pemeriksaan PCR masih rendah. Agar pemeriksaan PCR bisa lebih fokus untuk diagnosis, bukan untuk pemantauan.

Juga untuk mengatasi bila ada kasus ekstrem dengan hasil positif memanjang. Karena situasi itu membebani bagi paisen, dan beban bagi kapasitas pelayanan kesehatan

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dengan semangat itu, WHO menyatakan ini bukan rekomendasi yang zero-risk approach. Bukan tanpa risiko. Maka sebenarnya, bila memang memungkinkan, tetap lebih baik dibuktikan dengan pemeriksaan PCR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun