Kondisi seseorang berkode h/h, sehingga tidak ada antigen H, inilah yang disebut Golongan darah Bombay. Pada kelompok ini, gen Se juga tidak aktif. Akibatnya, tidak didapatkan juga Antigen H di cairan tubuh.
Karena tidak ada antigen H sama sekali, maka tidak terbentuk antigen A ataupun antigen B. Jadilah orang itu bergolongan darah O. Maka kita kenal adanya golongan darah O-Bombay. Frekuensinya dilaporkan 1 dari 10.000 orang di India, dan 1 dari 1 juta orang di Eropa. Di Indonesia, golongan darah ini sangat jarang didapatkan.
Orang dengan golongan darah O-Bombay, bila diperiksa golongan darahnya akan memunculkan hasil seperti gambar 2. Hampir persis untuk golongan darah O, hanya ketika diberikan Sel O terhadap serum (paling kanan), ternyata terjadi aglutinasi. Itu artinya, serum tersebut mengandung Anti-H. Berarti orang itu tidak memiliki Antigen H.
Lho, kok ada lagi Para Bombay?
Bila gen H ternyata tidak aktif, tetapi orang tersebut tipe Secretory (80% orang) maka bisa terjadi gen Se tetap aktif (baik kuat yaitu Se/Se atau lemah yaitu Se/se). Akibatnya orang itu tetap membentuk Antigen H di cairan tubuh. Kekuatanya cenderung lemah atau bahkan kadang tidak terdeteksi karena rendahnya. Kadang terjadi bahwa sebagian dari Antigen H hasil dari gen Se itu melekat pada sel darah merah.
Sedangkan di serum nya sendiri, tetap terbentuk Anti-H yang juga cenderung lemah, sesuai dengan kekuatan Antigen H dalam cairan tubuh dan Antigen H hasil Sekretori yang melekat ke sel darah merah. Sampai di sini, gambaran hasil pemeriksaan golongan darahnya tetap seperti O-Bombay. Hanya kekuatan reaksi terhadap Sel O cenderung lemah sesuai kadar Anti-H (gambar 3).
Untuk kelompok ini, bila membutuhkan transfusi, tentu lebih tepat menggunakan darah O-Bombay atau Parabombay. Namun bila memang terpaksa, masih bisa menggunakan darah O biasa.
Lha kok terus juga ada A Parabombay?
Pada kelompok Parabombay masih tetap ada Antigen H walaupun lemah. Bila orang itu juga memiliki gen A atau gen B, maka dapat terbentuk juga Antigen A atau Antigen B (atau keduanya). Karena sebagian antigen H pada orang itu dapat melekat di sel darah merah, maka dapat juga dideteksi Antigen A, Antigen B atau keduanya di sel darah merah. Karena sifat Antigen H juga lemah, maka kekuatan Antigen A atau B itu juga lemah.