Mohon tunggu...
TOMY PERUCHO
TOMY PERUCHO Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Perbankan, berkeluarga dan memiliki 2 orang anak.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Agama : Islam. Pengalaman kerja : 1994-2020 di Perbankan. Aktif menulis di dalam perusahaan dan aktif mengajar (trainer di internal perusahaan) dan di kampus.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hasil Laboraturium

1 Juli 2020   22:00 Diperbarui: 1 Juli 2020   22:04 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Baru-baru ini seorang karyawan tengah membaca dan mempelajari hasil lab / medical check-up yang rutin setiap tahun ia lakukan. Dari hasil lab tersebut menunjukkan ada beberapa indikator utama kesehatan yang perlu mendapat perhatian, antara lain : kelebihan berat badan /overweight, tekanan darah yang tinggi, kadar kolesterol tinggi (HDL-LDL), gula darah, serta asam urat, fungsi hati (SGPT-SGOT) yang kurang baik, sehingga dokter menyarankan agar ia lebih memperhatikan lagi pola makan dan pola hidup nya.

Si karyawan diminta untuk mengurangi makanan yang mengandung  garam, lemak, dll yang dapat membentuk plak pada pembuluh darah yang dapat menjadi pemicu terjadinya penyempitan pembuluh darah. Selain itu dokter juga minta agar ia mengurangi rokok, cukup istirahat, banyak minum air putih, mengurangi hal2 yang dapat menimbulkan stress, dll. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah  melakukan olah raga secara teratur, minimal seminggu tiga kali dengan durasi minimal satu jam.

Setelah mendengarkan nasehat yang diberikan dokter, si karyawan terlihat risau dan cemas....ia merasa harus segera mematuhi saran2 dokter agar tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit yang berat seperti : serangan jantung, diabetes, gagal ginjal, dll.

Ada semboyan populer "Mensana in Corpore sano", di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat! Sehat badan sehat jiwa! Bagaimana dengan kesehatan diri kita? Sehat badannya saja kah atau kedua2nya? 

Hal mengenai medical checkup di atas dapat kita ambil sebagai analogi untuk mengetahui kesehatan mental/ bathin kita... ketika kita mengetahui ada indikasi gangguan atau penyakit pada badan kita serta merta kita menjadi concern, resah dan cemas, kita buru2 mencari dokter untuk konsultasi, berobat dan segera melakukan perubahan, semua itu dilakukan demi menjaga kesehatan fisik kita agar tetap sehat.

Lantas, apakah selama ini kita juga concern terhadap kesehatan mental /bathin kita, apakah kita juga risau dan galau bila kita terindikasi atau terserang "penyakit mental / bathin" yang dapat menyebabkan kita miskin mental secemas bila kita terkena penyakit fisik?

Apakah kita juga secara continue juga melakukan check-up terhadap kesehatan mental /bathin kita sebagaimana continue nya check up untuk kesehatan fisik kita? 

Apakah kita tahu bahwa dampak penyakit mental jauh lebih besar dibandingkan penyakit fisik? Bukankah korupsi, fraud, dll membuat diri kita, keluarga kita, perusahaan kita, bahkan negara kita banyak dirugikan dan dipermalukan?

Rasanya kita perlu melihat kembali kondisi mental /bathin kita saat ini, apakah masih pada tingkat yang Baik, Wajar, atau perlu mendapat perhatian, atau bahkan mengkhawatirkan?

Beberapa gejala atau ciri-ciri yang perlu kita waspadai ketika penyakit mental mulai menyerang, antara lain : mulai menurunnya kedisiplinan, menganggap remeh aturan bahkan berani melanggarnya, kurang inisiatif, kurang koorperatif, mendahulukan kepentingan pribadi /egocentric, tidak peduli dengan lingkungan sekitar, sikap dan perilaku / sopan santun kurang terpelihara, kurang bertanggungjawab, dan lain2. 

Beberapa gejala yang lebih parah antara lain : rasa malu yang menurun signifikan (tidak malu bahkan bangga bila melakukan kesalahan/kelalaian), serakah, tamak, ambisius, spekulatif, kikir, iri, dengki, gengsi dan percaya diri yang berlebihan, tinggi hati/arogan, dll.

Bila kita mengidap penyakit fisik, hanya diri kita dan beberapa orang tertentu saja yang mengetahuinya, namun sebaliknya bila kita terserang atau mengidap penyakit mental / bathin, maka orang lain-lah yang lebih mengetahuinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun