Mohon tunggu...
Tomy Michael
Tomy Michael Mohon Tunggu... Dosen - --

Nec scire fast est omnia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sisir Anjing Hitam

31 Mei 2024   17:35 Diperbarui: 31 Mei 2024   17:38 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Guk... guk...", anjing hitam menggonggong.

"Aduh kenapa sih Minti, aku masih belajar ini...", kata Reza sambil membuka jendela kamarnya ke arah halaman.

Minti sendiri merupakan anjing yang diberikan oleh Bu Cekwan sebelum pergi ke Inggris bekerja. Bu Cekwan dan suaminya memiliki satu ekor tetapi susahnya bawa hewan ke luar negeri maka Minti diberikan kepada Reza. Nama Minti berarti minta tidur karena hobinya yang suka tidur.

Sebagai siswa kelas 1 SD, Reza selalu memiliki rutinitas sore yaitu belajar. Pulang sekolah biasanya mandi terus makan dan bermain sebentar dengan tetangganya bernama Aldo.

Ia mengingat kembali apa yang diajarkan bu guru kepadanya. Hobinya yang suka main layangan membuat jari-jarinya terluka karena kena benang yang tajam. Biasanya main layangan hanya bisa dilakukan di tengah-tengah lapangan dekat rumah.

Minti berlari ke bawah jendela kamar Reza dan terlihat berusaha masuk ke kamarnya. Dengan melompat dari tempat tidur, Reza langsung menemui hewan peliharaan barunya itu.

"Minti kenapa ya...", Reza masih bingung.

Sebelumnya reza tidak pernah memelihara hewan karena ibunya tidak setuju. Reza menginginkan iguana kecil. Tetapi karena rumahnya tidak memiliki pepohonan yang banyak maka Reza membatalkan keinginannya.

Sambil mengusap-usap kepala Minti, akhirnya diam juga. Reza duduk dilantai sambil berpikir keras kenapa Minti tadi menggonggong tiba-tiba. Suara gonggongannya berbeda, seperti menjerit tidak nyaman.

Reza teringat nasihat ibunya, binatang merupakan ciptaan Tuhan dan harus diperlakukan dengan baik.

"Ah mungkin lapar, tapi ini baru hari ketiga di rumah, mungkin saja Minti masih takut...", pikiran Reza dipenuhi teka teki.

Tanpa sengaja, kaki Reza serasa gatal, "Waduh..."

"Apa ini...", teriak Reza

Ibunya pun datang, "Kenapa nak..."

"Ini lho ma, kaki gatal...", jawab Reza

"Coba ibu lihat, lho ini kutu Minti", ibu sangat kaget.

Sang ibu langsung mengajak Minti ke halaman.

"Reza segera lepas pakaianmu di kamar mandi, mandi dan ganti yang baru...", kata ibu sambil berlari agak cepat.

Ibu khawatir kutu-kutu tadi masuk halaman makanya Minti segera dimandikan.

"Reza ambil sampo itu ya...:, kata Reza.

"Lho kenapa bu...", tanya Reza penasaran.

Kutu Minti dibagian kepala dan badan sisi kanan terlihat ingin keluar. Akhirnya Minti disemprot air kemudian diberikan sampo disekujur badannya. S

Reza memberi sampo pada bagian kaki, sedangkan ibu bagian kepala. Sampo dengan usa yang banyak inni membuat tangan Reza menjadi putih. Minti pun mengibaskan ekornya dan menggoyangkan kepalanya. Air dari tubuh Minti menjatuhkan kutu-kutu yang sudah ada.

"Wah, keluar semua bu kutunya...", wajah Reza terlihat senang.

"Ya kan, betul nak...", ujar ibu sambil menutup keran.

Reza segera mengambil sisir yang sudah pecah ujungnya. Sisir berwarna hitam itu membuat bulu Minti menjadi lurus. Bulunya yang hitam panjang menjadi lebih teratur. Walaupun Minti hewan tetapi kita sebagai manusia harus merawatnya. Minti adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

"Nak, Minti ini adalah hewan dengan kecerdasan yang baik. Ada anjing yang digunakan sebagai pendamping orang buta, anjing untuk mencari korban bencana alam hingga menjaga rumah. Kita harus kasih makan selayaknya, kasih tempat tinggal di halaman agar tidak terkena panas dan hujan...", kata ibu sambil memberikan taburan bedak khusus gatal-gatal ke tubuh Minti.

"Bu, Minti ini kalau nakal boleh kita pukul ya...", tanya Reza.

Reza bertanya demikian karena suara gonggongannya cukup keras.

"Jangan nak, Reza boleh mengarahkan tongkat sapu ke atas sebagai penanda agar ia diam. Jangan dipukul langsung karena hewan tidak boleh disakit ya nak...", nasihat ibu.

Ketika kita memiliki hewan peliharaan yang nakal seperti pipis sembarangan, tidak mau makan atau menggigit barang-barang maka harus ada yang mengembalikan konsentrasinya. Hewan diajak bicara agar tidak mengulangi sikap nakalnya. Tetapi ngajak bicara hewan bukan seperti manusia. Mengajak bicara sambil bermain misalnya diberikan bola dan dilemparkan agar ia mengejarnya.

"Bu kalau pakai sisir mengajari Minti agar nurut gimana ya...", tanya Reza.

Sisir bisa digunakan untuk menggaruk kepala Minti dan tidak boleh dipikul. Hewan peliharaan harus dirawat karena Tuhan mengajarkan bahwa berbuat baik kepada makhluk hidup adalah salah satu cara dalam mengamalkan cinta-Nya.

Setelah tiga hari akhirnya bulu Minti kembali seperti awal. Warna hitamnya menjadi pekat dan ekornya selalu goyang ke kiri ke kanan. Tandanya Minti sangat senang. Kalau sudah begini maka semuanya menjadi baik. Minti jadi teman bermain Reza ketika selesai mengerjakan pekerjaan rumahnya.

Reza tidak memperbolehkan Mintik keluar sembarangan karena takut terkena kutu lagi. Akhirnya Minti tidak digigit kutu dan semuanya senang.

"Nak ayo, tutup pintunya, sudah malam...", ucap ibunya setengah berteriak

"Ya bu, Minti sudah di kandangnya, selamat malam bu...", jawab Reza.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun