Salah satu peran penting mahasiswa dalam kegiatan ini adalah menjadi jembatan yang menghubungkan generasi muda dengan masyarakat yang lebih tua. Dalam pengajian, mahasiswa sering kali menjadi inisiator diskusi yang melibatkan berbagai generasi. Hal ini membantu menciptakan suasana yang inklusif, di mana setiap peserta, baik tua maupun muda, merasa didengar dan dihargai. Â
Pengalaman ini tidak hanya memperkaya pemahaman mahasiswa tentang agama, tetapi juga mengajarkan mereka nilai-nilai seperti empati, kesabaran, dan kemampuan berkomunikasi. Sebaliknya, masyarakat, terutama generasi yang lebih tua, merasa mendapatkan pandangan baru dari sudut pandang generasi muda. Dialog seperti ini menjadi bukti bahwa pengajian bukan sekadar kegiatan keagamaan, tetapi juga ruang untuk membangun hubungan sosial yang lebih erat. Â
Tantangan dalam Membangun Hubungan dengan Masyarakat
Meskipun kehadiran Kelompok KKN 96 memberikan banyak manfaat, perjalanan mereka tidak selalu mulus. Salah satu tantangan utama adalah perbedaan budaya dan latar belakang yang kadang menjadi penghalang bagi mahasiswa untuk sepenuhnya beradaptasi. Tradisi dan kebiasaan masyarakat Sumelap, yang mungkin berbeda dengan kebiasaan mahasiswa, memerlukan waktu untuk dipahami dan dihormati. Â
Selain itu, jadwal kegiatan KKN yang padat sering kali membuat mahasiswa kesulitan untuk tetap konsisten hadir dalam setiap pengajian. Beberapa warga awalnya merasa skeptis terhadap kehadiran mahasiswa, terutama jika mereka dianggap hanya datang untuk "menggugurkan kewajiban" tanpa benar-benar memahami nilai dari kegiatan tersebut. Â
Namun, melalui pendekatan yang konsisten dan keterlibatan aktif, mahasiswa perlahan-lahan dapat mengatasi hambatan tersebut. Mereka belajar untuk lebih fleksibel dalam menyesuaikan diri dengan norma-norma lokal, sekaligus menunjukkan komitmen mereka terhadap kegiatan masyarakat. Â
Manfaat dari Partisipasi Aktif dalam Pengajian
Partisipasi aktif dalam pengajian memberikan berbagai manfaat bagi mahasiswa dan masyarakat. Mahasiswa mendapatkan wawasan baru tentang ajaran agama dan budaya lokal, sementara masyarakat merasa dihargai karena tradisi mereka diapresiasi oleh generasi muda. Pengajian juga menjadi medium untuk membangun solidaritas sosial, di mana setiap individu dapat berkontribusi dalam menciptakan suasana yang harmonis. Â
Bagi mahasiswa, pengalaman ini menjadi pelajaran berharga yang tidak dapat ditemukan di dalam ruang kelas. Mereka belajar untuk berinteraksi dengan berbagai lapisan masyarakat, menghadapi perbedaan dengan sikap terbuka, dan memahami pentingnya dialog sebagai alat untuk mencapai pemahaman bersama. Â
Langkah Aktif untuk Meningkatkan Keterlibatan
Untuk memastikan keberhasilan program seperti ini di masa depan, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Mahasiswa perlu mendapatkan pembekalan tentang budaya lokal sebelum memulai KKN, agar mereka lebih siap menghadapi perbedaan dan tantangan yang mungkin muncul. Selain itu, mahasiswa perlu menjadwalkan kegiatan KKN secara fleksibel agar mahasiswa memiliki waktu yang cukup untuk berpartisipasi dalam acara masyarakat, termasuk pengajian. Â