Jadi kalau saat ini ada banyak pekerja yang was-was, takut kehilangan pekerjaan, kami para sales sangat memahaminya. Mari saya jelaskan sedikit kehidupan para sales.
Seorang sales adalah tenaga penjual yang bekerja dengan target dan angka. Hanya satu yang jadi indikator bahwa seorang sales bekerja, yaitu menghasilkan angka.
Misalnya ada seorang sales kartu kredit sudah banting tulang sebulan penuh, bahkan di hari libur dia bekerja, tapi dia tak menjual satu kartu kreditpun, maka perusahaan akan anggap you tidak bekerja. Soal bagaimana kerja keras tak dianggap para sales tahu rasanya.
Tapi tak ada pembelaan diri yang dapat dilakukan. Karena sales dipekerjakan memang untuk menjual. Maka kalau seorang sales jago jualan dan produksinya bagus, dia bisa ongkang-ongkang kaki di perusahaan.
Sering izin, sering telat, masih siang sudah pulang ke rumah, gak akan jadi soal. Meminjam lirik lagu Atta Halilintar, ”Number don’t lie angka yang berbicara.”
Di mata perusahaan angka yang kamu hasilkan sudah cukup menjelaskan proses kerja yang kamu lakukan. Kamu tak perlu buka mulut untuk pembelaan. Sebab sales memang kerja di lapangan, jauh dari pengawasan atasan.
Memang kadang diminta bukti foto bahwa kita tengah berkunjung ke nasabah. Tapi foto bisa saja distok, untuk jaga-jaga. Jadi kalau diminta, tinggal kirim foto kemarin, padahal saat dia mengirim foto posisinya sedang main PS dengan sales lainnya. Soal berbohong sales juga ahlinya.
Jadi tanpa pandemi seperti saat ini pun, para sales menjalani masa kerjanya dengan jantung berdebar-debar. Hampir seluruh sales statusnya kalau tidak mitra, ya kontrak.
Namun sekalipun dikontrak satu tahun, kalau tidak produktif ya bisa dipecat saat itu juga. Karena para sales biasanya disalurkan ke perusahaan melalui pihak ketiga (outsourcing), jadi biasanya istilah yang dipakai perusahaan bukan dipecat tapi dikembalikan ke vendor, atau dirumahkan, atau diminta mengundurkan diri.
Seperti yang saya katakan, sales itu kerjanya ke lapangan dan ketemu orang. Walaupun ada sebagian yang jualan lewat telepon (telemarketing). Jadi bagaimana tantangan yang dihadapi sales di tengah pandemi seperti sekarang ini?
Bisa dikatakan di sebagaian besar industri, seperti kartu kredit, asuransi, dan yang lain, saya tidak tahu, para tenaga penjual ini terancam mengalami pemecatan secara besar-besaran.