Gak salah nih lu bahas masalah cinta Bor? Hubungan asmara lu aja gagal, dan sampai sekarang lu gak laku-laku hahaha.
Eitss, yang diperlukan dalam hal cinta itu bukan reputasi atau pengalaman, asal kau pandai membual itu sudah menjadikanmu pakar.Haha bercanda kok.
Saya sendiri punya pengalaman jatuh cinta, atau yang duluan jatuh cinta. Yah secara saya lelaki tulen. Tapi saya tak akan menceritakan pengalaman saya, terlalu tragis, bombastis, dan....menyedihkan haha. Gak denk..
Beberapa kali saya mengenal, khususnya, kawan lelaki saya yang jatuh cinta atau katakanlah suka dengan seorang wanita.Saya sendiri tak pernah menyalahkan seseorang yang jatuh cinta, karena jatuh cinta itu gak enak.
Enak sih.. kalau berbalas, kalau enggak? Bisa merana, sakitnya bukan main. Sudah menahan rindu yang merampas segala jenis selera, ah chattingan gak dibalas pula.
Saya mengenal beberapa orang yang sampai putus asa dan merasa frustasi karena respon orang yang didekatinya kok berlawanan dengan maksud hatinya.
Semakin dipepet semakin ngacir, kabur, menjauh dan lenyap tiap kali jarak merapat. Jujur saya gak paham kenapa saat seseorang ingin mendekati sosok yang disukainya, sosok itu bisa menjauhkan diri begitu saja.
Kalau dibilang pendekatannya salah, ya bisa saja sih. Atau dia memang gak suka saja sama orang tersebut.
Tapi saya pernah kok ngalamin, saya bilang suka ke dia, dianya mendadak kayak, dan memang iya ilfil ke saya.
Salahnya dimana? Seorang cowok suka ke cewek? Sebenarnya gak ada salahnya sih.Tapi mungkin dia risih.
Maksud saya menceritakan ini adalah, soal faktor kenapa seseorang yang kita dekatin itu malah menjauh itu banyak. Mungkin tak bisa distrukturkan jadi poin-poin yang akurat.
Kalau mau mengevaluasi soal ini silahkan saja, tapi bukan ini yang mau saya sampaikan.
Beberapa orang yang saya kenal, saat sosok yang dia suka ini, gak balas chatnya, menjauh, gak menanggapi, kebanyakan langsung mencap sosok yang didekatinya ini, sombonglah, angkuhlah, belagulah dan semacamnya.
Hmm gimana ya ngomongnya. Oke anggaplah mereka memang sombong, tapi jangan sakit hati karena hal itu. Kebanyakan orang sebenarnya belum siap untuk jatuh cinta, karena belum siap untuk ditolak.
Paradigma yang benar dalam asmara itu, kalau kau sudah merasa siap ditolak silahkan jatuh cinta.
Lagian belum tentu sombong atau belagu kalau nolak didekatin. Makanya yang dekatin harus berjuang, habis-habisan, sampai titik darah penghabisan haha.
Saya punya pandangan, apapun yang dilakukan seseorang saat meresponi pendekatan saya, itu adalah hak nya. Saya gak akan bilang dia belagu, angkuh, congkak dan semacamnya.
Bagaimanapun responnya saya telan saja, mau pahit sekalipun itu adalah fakta yang harus saya terima. Jadi intinya apa? Soal indikator kenapa dia menolak sudahlah, jangan terlalu diambil pusing.
Selama kita punya niat baik, mendekatinya baik, dan memang tulus sama dia, bebaskan saja dia dengan responnya.
Itu adalah kehendak bebas yang tak bisa kita atur. Memang sih menyebalkan juga saat responnya itu gak seperti yang kita harapkan.
Misalnya dia ilfill, rasanya gemas gitu melihat responnya yang demikian. Rasanya ingin membelah otaknya lalu memasukkan maksud dan pengertian kita kepada dia biar dia paham kalau kita ngelakuin ini itu tujuannya buat ini loh. Kamu gak seharusnya ilfill atau gak nyaman gitu.
Itulah mungkin yang kita rasain.Tapi sayangnya persepsi gak bisa dipaksa. Parahnya kadang kita sudah berbusa-busa menjelaskannya, responnya kalau gak diam. Malah makin salah paham haha.
Makin agresif, resikonya malah makin berbahaya. Dia makin licin kayak belut digenggaman, lepas dan meninggalkan luka gigitan ditangan. Anjirrr bahasamu haha.
Jadi apa solusi untuk ini semua? Dewasa itulah jawabannya. Kita yang lebih dulu jatuh cinta harus lebih dewasa dari orang yang kita cintai. Tips atau saran-saran tentang topik ini ada banyak, tapi tanpa kedewasaan, semua itu cuman teori di langit. Harus praktek.
Saya punya pandangan, bahwa dalam hidup, ada banyak hal yang hanya bisa dijawab oleh waktu. Kadang seseorang tak bisa paham apa yang kita sampaikan hari ini, namun besok, seiring bertambahnya usia siapa yang tahu.
Sabar, yah terkadang, hanya itu sikap yang bisa kita lakukan. Sabar bukan berarti pasif, sabar itu aktif. Karena justru sabar itu sulit dilakukan.
Sudahlah kita dewasa saja. Utarakan saja bahwa kamu suka dan mencintai dia, soal respon biar urusan dia.
Toh dia juga punya pikiran dan hati untuk meresponnya, dia tahu apa yang terbaik untuk dirinya.Kalau ditolak atau dijauhin jangan ada hard filling.
Kata Maudy Ayunda, cinta bisa datang terlambat, siapa tahu nanti dia merespon pada waktu yang tak diduga-duga.
Cemiwww.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H