Negara tidak cukup hanya membuat undang-undang berupa hukuman yang berat terhadap pelaku korupsi. Negara harus berperan aktif mengumandangkan, melaksanakan dan mengkampanyaken pola hidup integritas pada semua lapisan masyarakat!
Media massa dan media sosial pun harus berperan aktif mengiklankan iklan layanan masyarakat tentang prilaku-prilaku yang berintegritas kepada masyarakat, sehingga bangsa Indonesia bisa membangun dengan dukungan prilaku yang sehat dan positif dari masyarakatnya sendiri.
Segenap lapisan masyarakat merindukan adanya pemimpin yang ucapan dan tingkah lakukanya selaras, pemimpin yang penuh dengan integritas. Tak heran beberapa pemimpin yang ada di Indonesia yang saat ini sering muncul di media sosial telah mendapat simpati dari banyak lapisan masyarkat di Indonesia karena ucapan dan tindak- tanduk mereka telah memberikan sebuah harapan akan Indonesia yang benar-benar dipimpin oleh pemimpin yang jujur dan berpihak kepada rakyat yang selama ini dianggap belum terealisasi.
Ketiga : Generasi
Pepatah mengatakan bahwa generasi muda itu “student today, leader tomorrow” atau ‘hari ini pelajar besok pemimpin.” Tak ada satupun pemimpin-pemimpin yang saat ini memimpin baik Presiden, Menteri, anggota MPR atau DPR, bahkan Ketua RT atau ketua RW, dsb tidak melalui proses usia remaja atau pemuda. Generasi muda yang hidup saat ini adalah bakal calon pemimpin bangsa kedepan!
Pembangunan sebuah bangsa bisa berhasil dan tetap memiliki perekonomian yang kuat, kalauberalihnya tongkat estapet kepemimpinan yang sehat dan mulus dari para pemimpin sebelumnya kepada pemimpin yang baru. Singapura adalah sebuah contoh yang baik tentang hal itu dimana Lee Kuan Yeuw sebagai bapa bangsa atau founding father Singapurayang menjabat perdana menteri pertama (1959-1990) telah melakukan regenerasi kepemimpinan yang baik kepada generasi yang lebih muda yakni Goh Cok Tong (1990-2004) dan selanjutnya Goh Cok Tong meneruskan kepemimpinanya kepada Lee Hsien Loong (2004-sekarang). Yang menarik ketika Lee Hsien Loong menjabat jadi perdana menteri ketiga, Lee kuan Yeuw diangkat menjadi Menteri Mentor atas Singapura.
Apa yang ditabur itulah yang dituai! Bayangkan jika para generasi muda di bangsa ini yang nantinya akan menjadi para pemimpin mendatang disemua lini kehidupan tidak memiliki wawasan pengetahuan, kemampuanserta budi pekerti atau karakter yang unggul, maka seperti apa jadinya jika mereka kelak menjadi para pemimpin aparatur negara, para politisi, pemimpin lembaga-lembaga pendidikan, pemimpin lembaga sosial, pemimpin masyarakat,dsb? Pastilah Negara dan bangsa Indonesia tidak akan bisa melaksanakan pembangunan dengan baik karena dipimpin oleh orang-orang yang tidak punya kapasitas bahkan karakter yang unggul. Kalau sudah seperti itu jangan pernah bermimpi bahwa bangsa Indonesia bisa bangkit menjadi bangsa yangbesar dan gemilang!
Oleh karena itu sudah seharusnya pemerintah dan bangsa ini harus lebih memfokuskan kepada hal-hal yang berhubungan dengan masalah generasi muda!
Pemerintah dan para pemimpin di negara ini harus mau dan sanggup menjadi mentor bagi generasi muda di Indonesia. Generasi muda di Indonesia butuh kehadiran banyak ‘bapa’ yang berperan sebagai mentor untuk mengayomi, membimbing dan melatih para generasi muda supaya mereka bisa menjadi pemimpin-pemimpin yang berhasil dikemudian hari.
Sehubungan dengan itu pemerintah harus menjadi fasilitator bagi keutuhan dan keharmonisan keluarga-keluarga di Indonesia sehingga setiap orang tua (Ayah dan ibu) dapat mendidik anak-anaknya kepada hal-hal yang baik untuk mempersiapkan anak-anak mereka menjadi generasi penerus pembangunan bangsa.
Contoh sederhana yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah ; mencetak literatur-literatur yang bisa dibagikan secara gratis lewat kelurahan masing-masing di seluruh Indonesia, seperti literatur tentang bagaimana mempersiapkan kelahiran bayi yang baik, bagaimana mendidik anak-anak usia emas (golden age), bagaimana berkomunikasi yang baik dengan anak, bagaimana memberikan gizi yang baik kepada anak, bagaimana mencetak anak yang unggul, dsb.
Kalau itu dapat terealisasi maka kenakalan-kenakalan remaja seperti tawuran atau pemakaian narkoba, sex bebas, dsb dengan sendirinya angkanya bisa ditekan dari saat kini sehingga lama-lama angka tersebut bisa menjadi 0 (nol) %.
Selama ini terbukti angka pengguna narkoba di Indonesia bukannya menurun malah semakin naik dan diantara penggunanya adalah kalangan generasi muda. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha pencegahan penggunaan narkoba di Indonesia belum efektif.
Pengedarnya ditangkap dan dihukum berat walaupun dalam kenyataannya di Indonesia ini hukumannya akhirnya bisa mendapatkan keringanan setelah naik banding, barangnya dibasmi tetapi pemakainya tetap ada setiap hari dan malah terdapat member atau pemakai baru.
Seharusnya pemerintah juga fokus kepada pencegahan dari akarnya dimana dari sejak dini atau usia belia, generasi muda dibekali dengan nilai-nilai dan ahlak yang baik dan wadahnya adalah dalam keluarga.
Everything start at home! Semuanya bermula dari keluarga. Jika keluarga-keluarga diperhatikan oleh pemerintah bukan hanya dengan program keluarga berencana saja yang dari dulu menjadi program unggulan pemerintah tapi dilaksanakan juga program-progran untuk mendukung keutuhan dan keharmonisan keluarga-keluarga di Indonesia khususnya yang tujuannya kepada pemberdayaan dan kepemimpinan generasi muda sejak dini, maka niscaya bangsa Indonesia akan bisa membangun dengan baik dan akan bangkit menjadi bangsa yang gilang gemilang!
Pemerintah bisa mencontoh negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, dimana di kedua negara tersebut di setiap distrik atau negara bagian dibangun community center-community center yang memiliki fasilitas seperti lapangan basket, futsal atapun badminton dan juga aula yang sedang untuk pertunjukkan seni.
Community center tersebut diperuntukkan khususnya buat penduduk disekitarnya yang usianya relatif masih muda sehingga mereka bisa melampiaskan ide dan hoby nya ke hal-hal yang positif bukan hal yang buruk atau merusak. Anak-anak muda di Singapura dan Malaysia hampir tak pernah melakukan tawuran karena pemerintahnya menjadikan generasi muda sebagai fokus dalam pembangunan bangsa dan negara.
PENUTUP
Jika boleh disimpulkan strategi yang sudah panjang lebar dijabarkan diatas adalah ; “Bangsa Indonesia bisa menjadi sebuah bangsa yang bangkit dan mengalami kegemilangan jika masyarakatnya bergotong royong dalam fondasi kehidupan yang penuh integritas dan keluarga berperan aktif mempersiapkan generasi muda sebagai penerus pembangunan dan kepemimpinan bangsa”
Strategi BIG adalah pendekatan yang terpadu yang layak untuk dipertimbangkan untuk dijalankan sebagai sebuah strategi bagi pembangunan bangsa dan negara Indonesia sehingga menjadi bangsa yang bangkit dan gemilang. Strategi ini bisa sebagai pemikiran pembanding untuk siapapun nantinya pribadi-pribadi yang akan dipercaya oleh segenap masyarakat Indonesia menjadi pemimpin negara Indonesia yang baru lewat pemilihan umum anggota legislatif dan pemilihan umum presiden 2014.
Salam BIG !!!
Bangkit Indonesia Gemilang !!!
Jakarta, 24 Pebruari 2014
Togi Simanjuntak.S.Sos,MA
Pemerhati dan pelaku pementoran generasi muda.
Pemimpin YOUR Ministries (Youth Obtains Unflagging Revival)
Penulis buku “The Art Of Mentoring”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H