Yang jadi persoalan mengapa kotak pelindung itu tidak diperbaiki. Kalau diamati dengan lebih teliti, kotak pasangan batu itu sudah pecah beberapa lama, tapi tetap dibiarkan. Kondisi seperti ini terjadi pada beberapa pohon di sepanjang Jl. Asia Afrika, yang merupakan daerah pusat kota kelas premium di Bandung.
Pohon ini menunggu kapan akan diperbaiki nasibnya.
Yang menjadi masalah adalah lubang atau “manhole” di trotoir seperti foto di sebelah. Saya tidak tau apakah manhole ini benar-benar bisa dibuka, artinya konstruksi bagian lubang tidak menyatu dengan konstruksi trotoir. Manhole dibuat dengan tujuan agar bisa dibuka sewaktu-waktu untuk membersihkan dan merawat saluran di bawah trotoir.
Tetapi kalau rancangan manhole seperti di foto sebelah, hal itu sangat sulit dibuka karena tidak ada pegangan (handle) untuk membukamanhole. Mungkin bisa diungkit dengan linggis, tetapi tentu bagian pinggir dari manhole dan penutupnya akan rusak dan lama-lama akan semakin rusak.
Mestinya manhole di desain sedemikian rupa sehingga mudah dibuka dan ditutup untuk pemeliharaan dan pembersihan saluran. Di mana dan siapa engineer yang merancang man hole seperti ini. Apakah tidak adaengineer yang kompeten di Dinas PU Kota Bandung untuk merancang dan mengawasi pemangunan manhole ini.
Kotak pelindung tanaman di Jl. Ramli di depan Kantor Telkom Bandung dibuat sedemikian besar, sampai hampir memakan seluruh badan trotoir. Apalagi ada tiang telepon dan tiang listrik di sebelahnya. Maka sempurnalah nasib trotoir ini menjadi sempit.