Mohon tunggu...
Togar Arifin Silaban
Togar Arifin Silaban Mohon Tunggu... ASN -

Life is easy when you make it easy.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Janji Ridwan Kamil untuk Bandung, Mana?

23 Juli 2015   09:47 Diperbarui: 23 Juli 2015   09:59 2966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DSC_0654
DSC_0654
“Oh My God!” Foto ini diambil di Jl. Braga, lokasi yang dibangga-banggakan oleh Ridwan Kamil dan warga Bandung. Foto diambil pada sekitar jam 6 Senin pagi 20 Juli 2015, sampah masih ditaruh begitu saja di trotoir. Karena kantong plastik tidak diikat, sebagian sampah tercecer di trotoir.

Mestinya ada penampungan sampah yang mudah untuk dipindah-pindahkan. Kalaupun di Jl. Braga tidak boleh ada tempat penampungan sementara, tapi bisa dirancang suatu wadah untuk menampung, untuk kemudian di angkut oleh petugas. Pak Walikota dan jajarannya harus berpikir keras untuk menyelesaikan ini.

Coba perhatikan foto itu dengan seksama. Trotoir ini dibuat dengan bahan granit berwarna abu-abu. Dan kalau diperhatikan dengan lebih detil, trotoir ini tidak pernah dibersihkan, tidak pernah dicuci. Bercak bekas sampah dan bekas cairan terlihat jelas di sepanjang Jl. Braga. Semestinya kalau trotoir dibuat dari granit, secara periodik harus dicuci, disikat sampai bersih. Tidak kotor seperti di sepanjang Jl. Braga Bandung ini.

DSC_0656
DSC_0656
Foto di atas berada di Jl. Braga, atau sekarang yang terkenal dengan nama “Braga City Walk”. Material yang digunakan sebagai penutup jalan adalah batu, dan ditepi jalan dibuat saluran untuk mengalirkan air hujan. Saluran dirancang berbentuk U sehingga menampung air yang melimpas dari jalan. Tetapi pemasangan dan finishing dari saluran tidak rapi. Adukan semen yang digunakan sebagai perekat berlepotan di sana-sini, dan tidak dibersihkan oleh tukang yang memasang saluran ini. Untuk sebuahlandmark kota Bandung, pekerjaan finishing seperti ini mestinya tidak terjadi. Sisa material pekerjaan harus bersih, tidak tersisa seperti di foto ini.

Untuk finishing di lokasi Braga City Walk, mestinya dipekerjakan tukang yang punya keahlian lebih, sehingga sisa adukan semen tidak berlepotan di sana sini. Kemungkinan pekerjaan finishing dikerjakan oleh tenaga serampangan yang bekerja asal-asalan.

Ridwan Kamil sebagai Walikota masih harus berpikir keras merealisasikan konsep-konsepnya supaya dilaksanakan dengan benar di tataran lapangan. Secara konsep Ridwan Kamil mungkin sudah mempunyai ide dan konsep yang baik, tapi pelaksanaan di lapangan tidak mampu merealisasikan ide tersebut. Apakah Ridwan Kamil tidak menjelaskan, atau manajer pelaksana yang sembrono?

Tanaman pot yang meranggas ini hanya sekitar 300 meter jauhnya dari meja kerja Walikota Bandung Ridwan Kamil. Persis di depan Kantor Polrestabes Bandung di Jl. Merdeka, di seberang Taman “Vanda” Bandung. Kalau saja tanaman ini bisa bicara, dia sudah berteriak kepada pak Walikota melaporkan nasibnya. Kalau tanaman sampai meranggas seperti ini, paling tidak sudah lebih dari sebulan tidak disiram air. Tanaman yang malang nasibnya, padahal tanaman ini bertetangga dengan Walikota.

DSC_0657
DSC_0657
Foto di atas ini berada di pertigaan Jl. Braga dan Jl. Asia Afrika, di lokasi peringatan Konferensi Asia Afrika beberapa waktu yang lalu. Dari segi kapasitas, tempat sampah ini penuh, berarti perlu kapasitas yang lebih besar, atau jumlahnya ditambah, atau frekuensi pengambilan ditingkatkan. Karena kapasitas yang tidak memenuhi, akhirnya sampah terbuang di luar kontainer. Tempat sampah berwarna putih dan hijau ini dimaksudkan agar pemakai fasilitas ini sudah memisahkan antara sampah organik dan sampah an-organik. Tapi tampaknya pemisahan tidak terjadi di sini. Sampah tetap tercampur.

Apakah masyarakat tidak mau tau, tidak peduli tentang tujuan pemanfaatan kontainer ini. Atau sosialisasi dan kampanye yang tidak memadai. Kesadaran masyarakat dituntut untuk ikut berpartisipasi menciptakan kebersihan kota.

Hal lain, dengan kondisi yang seperti itu, petugas kebersihan mestinya harus lebih sering mengambil sampah dari kontainer ini dan membersihkan trotoir di depannya dari bercak dan sisa makanan yang jatuh. Jangan sampai strip tunanetra yang berwarna kuning menjadi hitam oleh bekas sampah. Trotoir ini harus disikat dengan air dan pembersih secara berkala agar tetap bersih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun