Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi Mulia Pak Guru

6 November 2024   16:54 Diperbarui: 6 November 2024   17:11 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karina berdiri di depan cermin, seperti biasa, sebelum berangkat sekolah ia selalu memastikan seragam yang ia kenakan sudah rapi dan lengkap dengan segala atributnya. Tak lupa, rambutnya yang panjang dikepang dua dengan warna ikat rambut yang senada dengan rok seragam sekolahnya.

Aroma roti bakar isi coklat dan susu sapi hangat sudah menguar dari meja makan. Ibu selalu menyiapkan sarapan untuk menambah energi yang bisa menunjang aktivitas Karina sepanjang hari. Tak hanya itu, waktu sarapan adalah kesempatan untuk keluarga Karina berbincang sebelum memulai rutinitas masing-masing.

"Karin, sudah cek buku-buku untuk hari ini? PR sudah dikerjakan? Jangan lupa topinya, hari ini jadwal upacara."

"Sudah, Bu. Karin ingat pesan Ibu, semua harus disiapkan supaya tidak ada yang tertinggal. PR juga sudah Karin kerjakan."

"Anak pintar. Ya, sudah, habiskan roti dan susunya. Sepedanya nanti Ibu yang siapkan di depan."

"Bu, Karin mau cerita," tiba-tiba nada suara Karin terdengar agak serius.

"Ada apa, Rin?"

"Ada dua teman sekelas Karin yang harus putus sekolah, dia anak yatim piatu. Kasihan ya, Bu?"

Ibu mengusap kepala Karin dengan lembut. Ibu mengerti betul perasaan anaknya. Kehilangan teman dengan alasan apapun pastilah menyedihkan. Namun, Ibu tidak bisa membiarkan Karin sedih berlarut-larut. Ibu berjanji sepulang sekolah nanti obrolan ini bisa mereka lanjutkan.

*

 Lapangan sekolah sudah ramai. Para siswa dan siswi juga guru-guru sudah bersiap untuk melaksanakan upacara bendera di hari Senin pagi ini. Setelah meletakkan tas di kelas, Karina langsung berbaur bersama yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun