Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ketika Kembali pada Cinta Pertama

15 September 2024   11:19 Diperbarui: 15 September 2024   15:45 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : istockphoto.com

Para keturunan Tom Campbell selalu berkumpul di hari ke-7 setelah perayaan kemerdekaan. Mendiang Tom Campbell adalah seorang pejuang. Anak, cucu, cicit, atau apapun sebutan generasi selanjutnya harus hadir di acara itu, sebagai bukti bahwa perjuangan kakek mereka akan selalu diingat sepanjang masa.

Bonnie Campbell, gadis bermata biru dengan rambut potongan bob yang tak berubah selama sepuluh tahun belakangan itu tak punya pilihan lain. Sesungguhnya kedatangannya adalah sebuah keterpaksaan. Baginya, hal yang paling memuakkan adalah ketika kau berada di usia layak menikah namun harus datang ke acara keluarga dengan membawa status lajang. Sudah menjadi harga mati bahwa kau bukan datang sebagai sanak saudara yang dirindukan, melainkan hanya menjadi korban pertanyaan memuakkan dari tahun ke tahun, "Kapan menikah? Ingat umurmu."

Bonnie tak pernah menutup diri untuk menerima anugerah Tuhan yang banyak diidam-idamkan para gadis muda seusianya, jatuh cinta. Ia pernah merasakan perasaan istimewa itu. Ya, pernah. Sampai akhirnya gadis dengan warna mata biru itu menyadari bahwa cinta hanya salah satu jenis musim saja.

Setelah berjam-jam bergumul dengan para sepupu dan pasangan mereka juga anak-anaknya, Bonnie sedikit lega, pesta sudah selesai. Masing-masing berpamitan pulang. Saling peluk dan tak lupa meminta Bonnie untuk tak lagi datang sendiri di pertemuan keluarga Campbell tahun depan.

Sosok Catriona "Cathy" Campbell, sepupu paling cantik di keluarga mereka tiba-tiba menyodorkan sesuatu. Sebuah amplop berwarna merah muda bertuliskan Motu Alofa. Bonnie memutar matanya, rasa malas mendekapnya erat.

"Aku tak perlu ini!" Bonnie setengah melempar amplop itu ke meja.

Catriona mengambilnya kemudian menyodorkannya kembali untuk kedua kali.

"Tidak terlalu buruk untuk mencoba, kau sudah lama sendiri," mata Catriona menatap lekat sepupunya yang introvert itu.

"Jika kau bisa bertemu dengan Edric di sana, itu hanya sebuah kebetulan saja. Jodohku akan datang di waktu yang tepat, tak perlu aku mencarinya."

"Aku sudah meminta ijin pada Edric untuk menemanimu ke sana. Suamiku akan menjaga anak kembar kami. Lusa kita akan berangkat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun