Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Perempuan Maju Pilkada, "Kalau Terpilih Nanti, Gandeng Kami Ya, Bu!"

5 September 2024   18:56 Diperbarui: 6 September 2024   18:58 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan, women support women. (Sumber: SHUTTERSTOCK/GOOD STUDIO via kompas.com)

Perempuan di Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Ungkapan itu benar adanya, karena dari sejumah kasus kriminal yang mengorbankan perempuan, masih banyak yang belum mendapat tindakan adil. Krisis kepercayaan makin lama makin besar.

Salah satu berita paling baru yang terjadi terkait isu perempuan, yakni KDRT yang dialami oleh seorang mantan Atlet Anggar Berprestasi berinisial CIN. 

Aksi kekerasan yang dilakukan oleh suaminya yang terekam melalui kamera CCTV ruang tidur mereka sengaja diunggah oleh CIN dan kemudian tersebar di media sosial. 

Sejumlah netizen ramai-ramai mengomentari rekaman tersebut dengan umpatan pada pelaku. Dari berita yang beredar, motif utama penyebab KDRT itu adalah pelaku ketahuan menonton video porno, mungkin ybs malu akhirnya muncul kejadian mengerikan tersebut. 

Tak hanya melakukan KDRT, menurut pengakuan sang istri, suaminya itu juga kerap berselingkuh sepanjang perjalanan rumah tangga mereka. Yang memilukan di sini adalah, keluarga pelaku sudah lama mengetahui bahwa rumah tangga pasutri ini seringkali diwarnai dengan adegan KDRT bahkan keluarga itu meminta CIN menarik laporannya di Kepolisian.

Muncul pertanyaan dari netizen mengapa CIN selama ini menutupi ulah suaminya dan tetap bertahan dengan rumah tangga yang tidak sehat? Alasan dari perempuan muda itu karena dirinya masih berharap sang suami akan berubah.

Pola pikir semacam ini bisa menjadi baik dan masuk akal jika sang suami merasa benar-benar menyesal dan mau untuk memperbaiki diri, namun bagaimana jika tidak? Apakah bukan malah istrinya terus menjadi bulan-bulanan sang suami? Apakah tidak mungkin kondisinya justru akan semakin parah?

Kasus KDRT lain juga terjadi di Surabaya. Seorang pendeta berinisial MH menganiaya secara berulang selama 10 tahun. 

Tak hanya sang istri, anak-anaknya pun kerap menjadi korban. Ini jauh lebih miris lagi, bagaimana seseorang yang biasa memberikan ilmu agama justru malah tidak bisa memanusiakan manusia?

"Ah, jangan bawa-bawa pendeta, tergantung manusianya."
Betul!

Tindakan kriminal memang harus dilepaskan dari embel-embel profesi dan latar belakangnya. Hal itu bisa terjadi tergantung dari bagaimana manusia bisa me-manage dirinya sendiri.

Kejadian lain lagi, terjadi di lingkungan dekat rumah saya. Perempuan yang tidak dicukupi oleh sang suami karena suaminya hanya bekerja serabutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun