Di depan ruang ketik naskah proklamasi, kita akan menemukan sebuah piano hitam tempat Soekarno menandatangani naskah proklamasi. Sebagai benda bersejarah tentunya pengunjung dilarang memainkan piano itu.
Di lantai yang sama, terdapat Hal atau ruang besar di mana saat malam perumusan naskah proklamasi kala itu ruangan ini adalah tempat berkumpulnya para golongan muda yang ikut mendukung kemerdekaan bangsa ini dan salah satunya adalah Sukarni. Sukarni mewakili beberapa pihak menyarankan agar naskah proklamasi hanya ditandatangi oleh Soekarno dan Hatta sebagai perwakilan bangsa Indonesia. Â
Museum ini juga dilengkapi dengan ruang pemutaran film. Sebagai informasi penting, selama pemutaran film, pengunjung dilarang untuk merekam apapun. Di dalam sana kita akan disuguhkan sebuah film pendek bagaimana proses menuju kemerdekaan Indonesia. Dipaparkan dalam film pendek tersebut, insiden Bom Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945) yang dilakukan oleh AS benar-benar melumpuhkan kekuatan Jepang karena lokasi tersebut adalah tempat menampung logistik perang Jepang. Kondisi Jepang yang carut marut yang menimbulkan kekosongan kekuasaan di Indonesia dan hal ini dimanfaatkan oleh para tokoh bangsa dan menjadi pecutan bagi Bangsa Indonesia untuk bergerak cepat merealisasikan kemerdekaan.
Walau tidak sampai satu jam berada di Munasprok, tapi kami merasa tur ini menimbulkan rasa haru yang mendalam. Kami benar-benar diajak untuk memahami situasi dan kondisi di masa itu. Itulah alasan mengapa bangunan-bangunan bersejarah kemudian dijadikan museum itu wajib dilestarikan keberadaannya. Tak cukup hanya dilestarikan, tapi museum juga wajib dikunjungi. Hal itu menjadi salah satu cara agar bangsa ini tidak melupakan proses perjuangan para pahlawan yang menjadi cikal bakal negara ini maju seperti sekarang.
Jangan biarkan generasi penerus kita tidak mengenal jati diri dan sejarah bangsanya. Bapak proklamator kita, Ir. Soekarno pernah mengeluarkan semboyanya "JASMERAH" yang merupakan kepanjangan dari "jangan sekali- kali melupakan sejarah.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih pada Koteka, Wisata Kreatif Jakarta dan juga Country Choice untuk kesempatannya.
Sampai jumpa di tur-tur berikutnya.
Salam sayang,
Ajeng Leodita