*
Karpet digelar di halaman belakang. Pedro muncul dengan sebotol besar wine produksi Templarske Sklepy, salah satu kilang anggur tertua di republik mereka. Kandungan alkohol 13,5% akan membuat permainan ini akan semakin seru.
Dua pasang kekasih beda generasi itu sudah duduk membentuk lingkaran kecil. Pedro mengeluarkan sebuah botol lagi, yakni botol kosong bekas bir yang kemudian diletakkannya di bagian tengah.
"Truth or Dare?" baru kali ini Helenka buka suara, matanya berbinar.
"Tepat!" balas Pedro dengan sekilas senyuman.
"Wow, sudah lama sekali aku tak memainkannya, Sayang," repons Helenka sembari memandang Abid Konrad sesaat. Hal itu mendapat lirikan sinis dari Sorina.
"Tapi ada peraturan tambahan. Karena tak banyak waktu, masing-masing dari kita mendapat jatah 1 kali truth dan 1 kali dare."
Kali ini mereka saling beradu tatap bergantian.
"Selama aku memainkan ini bersama teman-teman, lebih banyak yang memilih dare. Rasanya permainan akan sangat membosankan. Kadang kita perlu menceritakan rahasia-rahasia kita pada orang lain agar sedikit lega. Bukan begitu, Tuan Konrad?"
Selama beberapa saat tak ada respons, membaca situasi yang tiba-tiba membeku, tawa Pedro pecah mencairkan suasana.
"Santai, tuan dan nyonya-nyonya. Ini hanya permainan." Ucap Pedro sambil membuka tutup botol wine yang tadi ia bawa.