Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Fabel: Babo, Bekantan yang Tinggi Hati

8 Oktober 2023   10:34 Diperbarui: 8 Oktober 2023   11:24 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://namakucell.blogspot.com/

Tiba-tiba ada sosok yang mendekat, Babo terkejut melihat kemunculan Puya dan Lubi secara bersamaan.

"Apakah kau sudah tenang?" tanya Lubi pelan.

"Apa aku salah?" Babo balik bertanya dengan nada lemah.

"Kau tahu kenapa teman-teman kita sampai kesakitan seperti itu?"

Babo menunduk lagi.

"Kau memaksa kami untuk makan sampai kenyang. Kau tahu? Gas dari daun-daun yang mereka makan itu terus menekan perut mereka sampai akhirnya terasa sakit."

Babo mengangkat kepalanya yang sempat tertunduk, "aku hanya ingin kelompok kita tetap hidup, aku ingin kelompok ini unggul dari yang lain, hanya itu, Lubi."

"Tapi kita justru bisa mati," Puya menyela.

"Kau tahu, saat ini populasi kita tak banyak. Para manusia memburu kita penuh nafsu. Hanya kita yang bisa menjaga populasi ini dari mereka. Tapi bagaimana bisa menjaga jika makanan saja tak mau kita bagi dengan teman-teman yang lain, Babo?"

Seketika Babo merasa sedih, ternyata ia sudah melakukan sesuatu yang salah karena sudah menyiksa kelompoknya, juga kelompok lain.

"Apa mereka semua akan membenciku?" tanya Babo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun