Tiba-tiba ada sosok yang mendekat, Babo terkejut melihat kemunculan Puya dan Lubi secara bersamaan.
"Apakah kau sudah tenang?" tanya Lubi pelan.
"Apa aku salah?" Babo balik bertanya dengan nada lemah.
"Kau tahu kenapa teman-teman kita sampai kesakitan seperti itu?"
Babo menunduk lagi.
"Kau memaksa kami untuk makan sampai kenyang. Kau tahu? Gas dari daun-daun yang mereka makan itu terus menekan perut mereka sampai akhirnya terasa sakit."
Babo mengangkat kepalanya yang sempat tertunduk, "aku hanya ingin kelompok kita tetap hidup, aku ingin kelompok ini unggul dari yang lain, hanya itu, Lubi."
"Tapi kita justru bisa mati," Puya menyela.
"Kau tahu, saat ini populasi kita tak banyak. Para manusia memburu kita penuh nafsu. Hanya kita yang bisa menjaga populasi ini dari mereka. Tapi bagaimana bisa menjaga jika makanan saja tak mau kita bagi dengan teman-teman yang lain, Babo?"
Seketika Babo merasa sedih, ternyata ia sudah melakukan sesuatu yang salah karena sudah menyiksa kelompoknya, juga kelompok lain.
"Apa mereka semua akan membenciku?" tanya Babo.