Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rempah-Rempah Si Penggerak Hati

9 September 2023   17:11 Diperbarui: 9 September 2023   17:14 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pngwing.com

Sejak hari itu Wahyu mulai memproses kebun mininya, ia senang melakukannya karena walaupun kecil, itu adalah miliknya sendiri. Ia semangat membeli bibit dan pupuk. Jahe Merah, Kunyit, Lengkuas dan kencur adalah varietas yang jadi pilihan. Istrinya pun memberi dukungan penuh. Walaupun hasilnya tak bisa dijual, minimal untuk dipakai sebagai rempah masakan sehari-hari, mereka tak perlu membeli.

*

Saatnya pun tiba, dibantu oleh anaknya yang sedang libur kuliah, Wahyu memanen rempah-rempah di kebun yang kini menjadi milik Dudi. Karung-karung berisi Jahe Merah diantar ke rumah Dudi menggunakan motor roda tiga yang mereka sewa.

"Lumayan juga hasilnya, ya." ucap Dudi melihat karung-karung yang disusun bapak dan anak itu di garasi rumahnya.

Wahyu hanya mengangguk tanpa berkata-kata.

Kemudian Dudi memencet tombol-tombol di ponselnya, "Sudah saya transfer ya, Pak Wahyu." Sembari menunjukkan layar ponselnya.

Wahyu terkejut melihat deretan angka  yang tertera.

"Kok banyak sekali, Pak? Ini kan baru Jahe Merah saja. Kunyit dan Lengkuas masih bulan depan panennya."

"Saya sudah diskusi dengan si pembeli tanah itu. Jadi mereka nggak bisa menunggu lama. Panen digagalkan karena minggu depan mereka akan mulai pembangunan workshop dan uang itu sebagai gantinya. Terima kasih atas kerjasamanya ya, Pak Wahyu."

Rasa kaget Wahyu bercampur sedih di saat yang sama. Begitu pun Rio, anaknya. Rio tahu ayahnya pasti amat kecewa dengan keputusan Pak Dudi. Namun, ia pun tak dapat berbuat apa-apa untuk menolong. Bapak dan anak itu akhirnya ijin undur diri dengan perasaan yang tak karuan.

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun