Budaya flexing yang saat ini marak di media sosial juga dianggap membawa dampak buruk bagi yang menonton.Â
Rasa ingin menjadi sosok yang mereka tonton seakan menjadi hal paling penting dalam hidup. Menerima kondisi orang tua, tidak bisa. Meminta pada orang tua, tidak mungkin. Mau bekerja, masih di bawah umur. Mau membuka usaha, modal tak punya. Karena banyaknya keterbatasan yang ada, tujuan mereka malah jadi menyimpang. Yang ada di kepala hanya bagaimana di usia belasan tahun sudah bisa menghasilkan uang, tanpa berpikir prosesnya baik atau buruk.Â
Banyak keterangan dari orang tua pelaku yang katanya tidak menyangka anaknya sampai melakukan hal itu, karena di rumah sepertinya pelaku tetap sosok anak yang baik.
Pergaulan di luar sekolah biasanya menjadi pemicu paling dominan adanya tindak kriminal ini. Mungkin dari melihat temannya yang melakukan lebih dulu, atau bisa jadi justru karena diajak, atau malah dijadikan kelinci percobaan.
Lantas apa yang sebaiknya dilakukan oleh kita sebagai orang tua? Ini versi saya, ya.Â
1. Sering mengajak anak bicara
Jangan hanya ajak mereka bicara saat mereka ketahuan bermasalah, tapi biasakan ajak mereka ngobrol hati ke hati minimal 1 jam per hari.Â
Berbagi pengalaman baik saat kita muda, sehingga mereka punya rasa ingin mengikuti hal-hal baik yang kita lakukan sejak saat seusia mereka.Â
Jangan hanya memberi nasihat, tapi dengarkan keluhan mereka, pun itu keluhan tentang kita sebagai orang tua. Â Jangan membiasakan diri menjadi orang tua anti kritik.
2. Mengenal dunianya di luar rumah
Jangan sekadar tahu lokasi di mana mereka main atau nongkrong di luar jam sekolah. Tapi cari tahu dengan siapa mereka bergaul, ajak teman-temannya berkenalan.Â