Mohon tunggu...
Tobias TobiRuron
Tobias TobiRuron Mohon Tunggu... Guru - Hidup adalah perjuangan. Apapun itu tabah dan setia adalah obatnya.. setia

Anak petani dalam perjuangan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ayah Kompas Hidup Sejati

11 Desember 2022   18:00 Diperbarui: 11 Desember 2022   18:02 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterbatasan serta kondisi ekonomi dalam keluarga membuat Antonius bersaudara menjadi materi ocehan dari orang-orang yang dianggap mampu secara ekonomi.

Suara sumbangpun selalu dilayangkan baik secara langsung maupun tidak langsung dan mentasbihkan kecongkakan dengan menakar pada situasi ataupun kondisi yang terjadi. Harga diri orang lemah secara ekonomi begitu murah meriah sehingga label miring selalu hinggap di ranting ranggas hidup. Kata mereka, miskin tak punya apa-apa, rumah saja lihat dari depan tembus belakang dan begitu banyak darasan kata-kata cercaan yang hinggap.

Segala cercaan maupun suara minor ditujukan kepada keluarga, Antonius Ato bersaudara menanggapi dengan santai. Setiap hinaan dijadikan motivasi dan penyemangat untuk tetap bekerja. Prinsipnya "Keria kia baru teka. Sele dene ewu tite". Kerja dulu baru nikmati. Banyak sedikit yang penting hasil keringat sendiri.

Tahun 1983 Anton Ato mengambil keputusan untuk merantau mengaduh nasib di malaysia tepatnya di Kuari,Tawau dan bekerja sebagai penjaga mesin giling batu dan operator mesin penembak batu.

Di tanah rantau ini pula ia bertemu sang pujaan hatinya dan meminang seorang pemudi"Maria Nini Ruron"anak dari Alm. Fransiskus Nuho Ruron dan Alm. Monika Muko Sukun dan dikarunia tiga orang anak, diantaranya Tobias T. Ruron, Theresia B. Ruron dan Faleria B. Ruron. Tobias Ruron dan Theresia B. Ruron lahir di Rumah sakit Tawau malaysia dan si bungsu Faleria B. Ruron lahir di klinik Waibalun.

Sebagai pencari ringgit tentu apa pun pekerjaan entah sukar sekalipun Anton Ato berani mencoba. Modalnya hanya "berani mencoba". Karena dilihat dari pendidikan formal apalagi berkaitan dengan mesin sebelumnya ia sama sekali tidak dalami.

Kerja keras, rasa ingin tahu yang tinggi serta berani mencoba Anton Ato pun bisa menguasai dan mengoperasikan mesin pemecah batu/penembak batu dalam skala besar.

Bekerja sebagai karyawan, operator mesin penggiling /penembak batu resikonya besar. Karena kita dihadapkan dengan mesin serta kabel-kabel bermuatan listrik. Taruhanya nyawa, Beber Ato Ruron. Maka dalam bekerja ia selalu mengandalkan Tuhan dan Lewotanah. Karena bekerja sebagai karyawan atau operator mesin kesalahan sedikitpun nyawa bisa melayang. Baik dilakukan secara sengaja ataupun tidak sengaja. Dengan demikian kita harus "Toi ata dike di mae meha"/berbuat baik dengan siapa saja, Ungkapnya. Kalau tidak maka bukan Tuhan yang mengambil nyawa kita melainkan teman sendiri yang menggelapkan nyawa kita. Karena yang kerja di situ bukan saudara kandung ataupun keluarga saja melainkan dari beberapa suku yang ada di Indonesia dan Filipina. Jadi bisa saja teman menjadi racun yang mematikan, Tandasnya lagi.

dokpri
dokpri

Anton Ato bekerja di penggilingan/penembak batu kurang lebih lima belas tahun. Majikannya bernama John yang biasa di sapa dengan nama" Toke John". Kerja keras serta disiplin yang ia jalani, Ato Ruron menjadi anak kepercayaan sang majikan. Ia sering diperlakukan istimewa oleh majikan diantara teman-temannya yang lain. Perlakukan istimewa yang diberikan lantas tak membuat Anton Ato tinggi hati. Ia menyampaikan ketidaksukaanya pada sang majikan. Katanya,

Kalau toke, sayang nyawa saya maka tolong jaga saya dengan tidak mengistimewakan saya diantara teman-teman saya. Saya tidak suka. Kalau tidak, maka saya keluar dari tempat ini, Ungkap Ato Ruron.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun