Selain itu, mengasah kemampuan mendengarkan dengan penuh perhatian juga penting.
Ketika kita mendengarkan orang lain dengan baik, kita dapat memahami perasaan dan pemikiran mereka dengan lebih baik.
Ini membantu kita untuk merespons dengan bijaksana dan memilih kata-kata yang tepat dalam berkomunikasi.
Dengan memberikan perhatian yang tulus kepada orang lain, kita juga memperkuat kebaikan dalam hati kita sendiri.
Baik atau buruknya lisan memang mencerminkan keadaan hati seseorang.
Analogi moncong teko yang mengeluarkan apa yang ada di dalamnya membantu kita memahami konsep ini dengan lebih jelas.
Oleh karena itu, mari kita berusaha untuk menjaga kebaikan dalam hati kita agar lisan kita menjadi cermin yang memancarkan kebaikan kepada alam disekitar kita.
Dengan cara ini, kita dapat membangun hubungan yang lebih harmonis dan memberikan inspirasi bagi orang-orang di sekeliling kita.
Penting bagi kita untuk mengingat bahwa perbaikan lisan tidak terjadi dalam semalam.
Ini adalah proses yang membutuhkan kesabaran, kesadaran diri, dan tekad yang kuat.
Langkah yang harus kita lakukan untuk memperbaiki hati dan lisan kita, antara lain: