Mohon tunggu...
Teddiansyah Nata Negara
Teddiansyah Nata Negara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ordinary People

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Dulu Sesumbar

5 November 2024   19:13 Diperbarui: 5 November 2024   19:19 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Besok adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh Firman, hari pernikahannya dengan Lisa. Setelah sekian lama bersama, akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkan kebersamaan itu dengan ridho Allah. Mereka akan menikah. Besar harapan mereka untuk menjalin keluarga yang harmonis dan langgeng, juga nantinya dikaruniai anak yang shaleh dan shalehah.

"Aamiin" Nata, Fadly, Rozi, dan Insan berseru

"Makasi, ya. Atas do'anya" sambut Firman

"Sebagai teman yang kayak keluarga, kita sudah diwajibkan untuk saling mendo'akan dan saling membantu, Man" kata Nata

Hari ini Nata, Fadly, Rozi, dan Insan sedang ada di rumah Firman. Katanya lagi syukuran karena besok Firman mau nikah. Syukuran ini dihadiri gak hanya sama mereka, tapi banyak juga warga setempat yang dateng buat kasih selamat dan do'anya ke Firman. Mereka disuguhkan banyak makanan dan minuman sama Firman selaku calon pengantin.

Setelah makan-makan, acara pun dimulai dengan ceramah dari kiyai setempat. Nata, Faldy, Rozi, dan Insan bingung, biasanya ceramah dulu terus makan. Tapi ini beda, mereka makan dulu terus ada ceramah. Kata Firman sih memang tradisi di daerahnya begitu.

Setelah beres acara ceramah, mereka ngobrol di teras rumah, sambil makan cemilan disuguhkan.

"Man, gimana perasaan dan persiapan kamu?" tanya Nata

"Ya, bismillah. Aku siap buat menikah, seperti kata kamu tempo hari" jawab Firman sambil nyeruput kopi

"Besok berangkat jam berapa, Man?" tanya Insan

"Rencana sih, sesudah subuh. Supaya disana udah siap segalanya, biar gak buru-buru juga" jawab Firman

"Nanti waktu ijab, rencana mau berapa kali?" Rozi nanya sambil ketawa

"Nah, iya. Kan banyak tuh pengantin yang gugup, akhinrya ijabnya harus diulang" tambah Faldy ikut ketawa

"Engak lah, aku mah pengen satu kali aja. Masa aku gak bisa gitu doang, aku kan super tenang" jawab Firman sambil ketawa

"Hati-hati loh kalau bicara, dulu aja kamu pernah mau pidato depan kelas sampe gak jadi. Karena takut" kata Nata sambil ketawa keras

"Ouh, iya. Besok kayaknya kita nyusul aja, gak ikut rombongan kamu. Kan subuh kepagian buat kita" kata Insan sambil ngambil pisang goreng

Nata, Fadly, Rozi dan Insan pun pamit, mereka mau tidur buat siap-siap berangkat besok. Sementara Firman masih terima tamu yang lain. Ternyata banyak juga orang yang dateng ke rumah buat kasih selamat sama do'a buat Firman, dia terus nangkring di teras rumahnya buat nerima tamu, matanya sih udah ngantuk, tapi mau gimana lagi. Tamu ternyata baru habis waktu mau dini hari, sementara Firman belum tidur sama sekali. Setelah gak ada lagi tamu yang dateng, Firman akhirnya bisa tidur.

Pagi hari tiba. Nata, Faldy, dan Insan udah ngumpul di rumah Rozi buat siap-siap berangkat ke acara nikahannya Firman. Waktu nunjukin jam 7 urang sepuluh. Mereka sambil ngopi santai dulu di rumah Rozi. Mereka santai karena perjalanannya deket, cuman Bandung ke Garut.

Gak lama, telpon Nata bunyi. Bunyi yang khas, karena suaranyan keras. Ternyata Firman telpon Nata. Diangkatlah telponnya.

"Nat, kamu dimana?" tanya Firman lewat telpon

"Ini aku masih di rumah Rozi, bentar lagi berangkat" jawab Nata

"Kalo gitu, kita bisa bareng. Aku baru berangkat dari rumah" kata Firman

Nata bingung, katanya Firman mau berangkat sesudah subuh. Tapi kok jam segini masih di rumah.

"Katanya kamu berangkat habis subuh?" tanya Nata

"Aku ketiduran, Nat. Malem tadi tamunya gak beres-beres" jawab Firman sambil ketawa

"Dasar, katanya mau nikah. Tapi kelakuan kebo SMA masih kebawa" kata Nata ikutan ketawa

Maklum, Firman memang hobinya itu tidur. Dia bisa tidur di barbagai keadaan, tempat, juga waktu. Asal matanya uda merem, gak ada yang bisa ngalangin dia buat tidur. Bahkan dia pernah tidur di atas motor. Emang aneh Firman.

Akhirnya mereka berangkat bareng, rombongan Nata ngikutin rombongan Firman dari belakang. Perjalanan aman dan tentram sampai ke kota garut.

Tapi, Nata sama Fadly, Rozi, dan Insan mampir dulu di pom bensin. Karena mereka mampir dulu, jadiya mereka ketinggalan rombongan Firman. Mereka tenang, karena punya alamat dari rumah Lisa di Garut yang tertera di undangan.

Setelah isi bensin, mereka lanjutin perjalanannya. Ternyata rumah Lisa lebih jauh dari yang dikira, melewati kebun panjang juga sawah. Kebun dan sawah yang dilewatin mereka gak cuman sekali, tapi berkali-kali. Rumahnya lumayan ke pedesaan. Emang enak disana, udaranya sejuk dan pemandangannya indah menawan.

Mereka lihat ada plang pernikahan Lisa dan Firman, itu jadi petunjuk jalan mereka. Tapi akhirnya mereka kebingunan karena ada jalan yang pisah. Mereka akhirnya mutusin buat nanya ke orang sekitar.

"Assalamu'aliakum, Bu" salam Nata

"Wa'alaikumsalam. Iya, den" jawab ibu yang ada disana

Den itu panggilan hormat buat laki-laki, singkatan dari Aden. Buat menghargai orang.

"Ini, Bu. Mau tanya, kalau nikahan Lisa sama Firman ke jalan yang mana? Soalnya ada 2 jalan" tanya Nata dengan gestur sopan

"Ouh, Lisa sama Firman. Kearah Kanan, Den" jawab Ibu itu

"Ouh. Makasih banyak, Bu" kata Nata

"Duduk dulu disini aja, Den. Ngopi dulu di tepat ibu" kata Ibu tadi

Emang ramah orang desa disana, pakek mau nyuguhin kopi segala. Senyumnya aja ramah banget, kayak ke saudara sendiri. Budaya sunda emang mengajarkan untuk selalu ramah dan sopan kepada setiap orang, ada peribahasa Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh.

Nata menolak ajakan Ibu itu dengan sopan, dan melanjutkan perjalanannya. Sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Ibu itu.

Akhirnya kedengeran ada suara orang hajatan, lokasinya agak masuk dari jalan utama. Lokasinya lumayan jauh dari tempat Ibu tadi yang ditanya Nata.

"Padahal lokasinya jauh, tapi kok bisa tau. Penyebadan informasi di desa memang keren" bisik Nata dalam hati

Terlihat Firman lagi duduk di gerbang penerimaan tamu, dia lagi duduk samtai kayak nungguin seseorang. Waktu Nata, Fadly, Rozi dan Insan dateng, Firman langsung berdiri dan bilang.

"Nah, udah dateng. Yuk masuk" kata Fiman semangat

Nata, Fadly, Rozi dan Insan kebingungan. Kenapa Firman duduk disini, bukan duduk di pelaminan. Akhirnya Insan nanya.

"Man, udah belum nikahnya?" Insan keheranan

"Belum, aku nunggu kalian dulu" kata Firman dengan santai

Firman nungguin temen-temennya dateng dari tadi, padahal mereka telat lumayan lama. Sekitar 30 menitan.

Setelah Nata, Faldy, Rozi dan Insan duduk. Firman naik buat melakukan tugasnya, yaitu ijab kabul. Dia duduk disamping Lisa yang sudah dirias begitu cantiknya. Firman duduk dengan meyakinkan, dia duduk dengan tegap menghadap bapaknya Lisa. Tapi pada saat ijab kabul dimulai, Firman mendadak degdegan. Dia blepotan ngucapin ijab kabul.

"Saya nikah terima, eh. Terima Lisa nikah, eh. Nikah saya terima, eh" kata Firman sambil nahan ketawa

Para hadirin pun ikut ketawa saat denger Firman blepotan ngucapin ijab kabul, yang lagi makan cilok aja sampe keseleh karena ketawa. Nata, Fadly, Rozi dan Insan pun ikut ketawa.

Setelah ditenangkan dan minum seteguk air, akhirnya Firman bisa ijab kabul dengan lancar dan lantang. Setelah itu Firman kumpul sama temen-temennya.

"Huh, akhirnya sah juga" kata Firman

"Gimana sesumbar kamu yang mau ijab satu kali?" kata Nata sambil ketawa

"Iya, gimana sih. Ada yang sampe keselek dong, waktu dengerin kamu salah mulu" sahut Fadly ikutan ketawa

"Kayaknya tadi semua pada ketawa deh, Man" kata Rozi ketawa juga

"Iya, nih. Gak tau kenapa aku tiba-tiba gugp, padahal aku udah siap banget" jawab Firman

"Makannya jangan sesumbar dulu. Kamu cuman punya rencana, tapi Allah punya yang nyata" kata Insan

"Widih, keren tuh kata-katanya" kata Nata sambil nyuapin baso tahu yang disediain disana

"Iya, dong. Siapa dulu" kata Insan sambil ketawa

"Nah, itu termasuk sesumbar gak?" tanya Firman sambil ketawa

Akhirnya semua ketawa bareng sambil makan baso tahu. Tanpa sengaja, tangan Nata nepok bahu Rozi yang lagi pegang piring baso tahu. Baso tahu yang dipegang Rozi pun jatoh ke baju batiknya.

"Yah, Nat. Jadi kotor dong, mana lagi kondangan ini" kata Rozi

"Duh, maaf. Nanti aku belikan batik polos"kata Nata sambil katawa

"Eh, emang ada batik polos?" tanya Insan

Semua akhirnya ketawa lagi karena tau, mana ada bati yang polos.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun