"Kita merasa memiliki apa yang dititipkan ke kita, bisa jadi alasan yang dititipkan ke kita diambil yang punyanya. Kayak kamu titip motor ke saya, terus saya bilang ke orang-orang kalau motor itu kamu kasih ke saya buat jadi milik saya. Kan pasti kamu gak suka, dan akhirnya motor itu diambil lagi sama kamu" jelas Pak Kusdi
"Wah, bener juga. Keren Pak Kusdi" salut Fadly
"Ah, biasa saja. Saya bisa ngomong gitu juga karena dititipkan" kata Pak Kusdi sambil ketawa
"Dititipkan ilmu sama Allah ya, Pak?" kata Fadly
"Iya. Kalau dititipin istri, ya saya nikahin" jawab Pak Kusdi sambil ketawa keras
"Ah, ada ada saja" kata Fadly sambil ikutan ketawa
"Pak, saya pamit dulu ya. Mau masak mie ini di rumah" kata Faldy sambil berdiri
"Iya. Selamat masak, Fad" kata Pak Kusdi sambil habisin sisa ketawanya
Fadly jalan pergi dari warung Pak Kusdi, tapi dia keingetan sesuatu. Dia kayak ada yang kelupaan. Faldy garuk-garuk kelapa sambil inget-inget apa yang dia lupa. Pak Kusdi juga sama, dia kaya lupa sesuatu. Pak Kusdi celingak-celunguk sambil mikir apa yang dia lupa.
Waktu Fadly udah jalan lumayan jauh dari warung Pak Kusdi. Dia akhirnya sadar duluan, dan dia lari balik ke warung Pak Kusdi
"Pak, Pak Kusdi. Saya lupa bayar ini!" teriak Fadly