"Ouh, tadi itu warung kerampokan. Saya sih gak tau, saya lagi beli besin ke depan soalnya. Yang telpon polisi itu Pak RT, dia liat warung saya udah berantakan" jawab Pak Kusdi
"Tapi, Pak Kusdi gak apa-apa kan?" tanya Fadly lagi
"Enggak apa apa, kan saya lagi diluar" jawab Pak Kusdi
"Bukan itu, Pak. Ini loh, kan bapak pasti rugi lumayan" kata Fadly
"Rugi? Ah saya mah ikhlas, ini sudah jadi takdir saya" jawab Pak Kusdi
"Takdir? Kok takdir, Pak?" tanya Faldy lagi
"Iya, kan ini udah kejadian. Apa lagi namanya kalau bukan takdir. Kalau belum kejadian itu baru masih jadi nasib, dan bisa ditanggulangi" jawab Pak Kusdi
"Ouh. Qodha dan qodar ya, Pak?" kata Fadly
"Iya, ini juga pasti ada campur tangan kesalahan saya. Saya gak titipin warung ini ke orang lain, waktu saya pergi beli bensin"kata Pak Kusdi
"Warung aja yang dirampok, Pak? Barang punya Pak Kusdi ada yang ilang gak?" tanya Fadly
"Iya warung aja, barang didalem masih pada aman. Tapi itu juga bukan bunya saya" jawab Pak Kusdi