"Erik," panggil gw dengan lembut, tapi Erik seakan terkejut melihat sosok gw dia melihat seakan gw ini hantu atau sejenisnya. Dia melihat gw dari ujung rambut smapai ujung kaki.
"Rik, kok kamu ngeliat aku begitu?"
"Gak papa kok, kita ngobrol di luar aja yah," Erik segera mendorong kursi roda gw ke luar kelas.
"Rik, aku seneng deh akhirnya bisa ketemu kamu. Kamu baik-baik aja kan? Oh iya, kamu kok gak jenguk aku di rumah sakit sih?" gw begitu antusias bertanya
"Kamu lumpuh yah?" Erik bertanya seakan dia tidak mendengar pertanyaan gw
"Untuk sekarang sih iya, tapi satu atau dua tahun lagi aku bisa jalan kaya biasa kok," jawab gw meyakinkan Erik
"Sorry cit, gara-gara gw lo jadi kaya gini. Gw udah denger ceritanya kok," Erik meminta maaf tetapi tetap melihat gw dengan aneh
"Gpp kok rik, mungkin emang udah jalannya kaya gini, hehe.." jwb gw berusah menghibur dia
"Cit" Erik memegang kedua tangan gw "Maaf banget yah Cit,gw rasa hubungan kita harus sampai di sini deh"
"Tapi kenapa Rik?" gw meminta penjelasan
"Lo tahu kan gw itu ketua OSIS terus gw juga kapten tim basket dan lo tahu sendiri kan nyokap gw perfectionist banget dan gw jujur gw juga gak bisa terima kalau cewek gw lumpuh," Erik menjelaskan