Mohon tunggu...
T M Farhan Algifari
T M Farhan Algifari Mohon Tunggu... Freelancer - Perenung Profesional

Partisan dalam Ideologi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mimpi Buruk

10 Agustus 2021   17:03 Diperbarui: 10 Agustus 2021   17:52 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita ini sedang memunggungi reformasi

Bagaimana tidak, seiring waktu kita semakin mahir membual

Berdagang demokrasi untuk mengundang investasi

Syukurlah,

Demokrasi ludes terjual

Tidak lupa dengan hak asasi manusia sebagai bonusnya

Beli satu dapat dua,

Ingin maju ?

ya kerja,kerja, kerja

Ujar dia yang kokoh di istana

"Jangan hanya mengkritik!!"

Teriak mereka dengan setelan jas mahal berbalut pin emas

Rakyat gaduh membela juga mencerca di dunia maya,

Demikian politikus meramaikan kegaduhan di ruang hampa itu,

Ruang fiksi yang penuh dengan ilusi

Sementara jutaan yang lain termenung tanpa gawai,

Menanti hari berganti,

Tanpa petunjuk menjemput nasi,

untuk sekedar mengisi perut lewati hari demi hari,

'HP' jadi lebih penting dari KTP

Tak lama berselang,

aku terbangun dari mimpi buruk itu,

lalu mengutuk keras diriku yang terbangun,

sebab,

Mimpi buruk itu terasa lebih baik 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun