"Permen karet atau mati!"
"Ini harus segera diseleseikan pak," kata seorang pejabat polisi kepada lelaki berkepala botak dengan wajah tertekan.Â
"Kita harus bagaimana?" Jawab lelaki berkepala botak dengan wajah yang jauh lebih tertekan.
"Ada yang punya solusi?" Pejabat polisi itu bertanya sambil mengedarkan pandangan kepada hadirin di ruang rapat walikota. Â Ruangan menjadi hening.
"Berikan saya waktu beberapa hari pak untuk menyelidiki kasus ini pak," seorang polisi muda menawarkan diri. Â Tampaknya dari seluruh peserta rapat hanya dia seorang yang tak tertekan
"Baiklah kuberikan waktu tiga hari untuk menyelesaikan kasus ini." Â Kata pak walikota.
"Terima kasih pak," jawab polisi muda itu.
"Tapi ingat, hanya tiga hari,"
"Lewat dari tiga hari, pangkatmu akan diturunkan!" pak walikota menjawab dengan licik. Â Dia agak lega ada seseorang yang bisa disalahkan jika kasus ini tak juga bisa terselesaikan.
"Siap pak." Jawab polisi muda itu.
Polisi muda yang berwajah menarik itu kemudian memulai penyelidikannya. Pada hari pertama dia membaca semua berita medsos yang sedang viral di kota itu sebulan sebelum kejadian menghilangnya permen karet dari kota tersebut. Â Ada satu berita tentang permen karet di medsos yang menarik perhatiannya dan itu ada kata permen karetnya. Â