Saya terlahir dalam keluarga besar keturunan Tionghoa di Padang, Sumatera Barat. Menurut Akta Kelahiran  ,saya dilahirkan pada pukul 02..00 subuh waktu Dai Nippon tahoen 1943.
Tidak seorangpun di dunia ini dapat memilih dimana akan dilahirkan Sebagai suku apa atau dalam keluarga mana?
Dalam akta kelahiran tercantum saya bermarga Tjoa. Nama saya Kim Liong yang berarti Golden Dragon atau Naga MasÂ
Kembali Ketopik
Masih kental dalam ingatan saya, bahwa Tahun baru Imlek tempo doeloe, merupakan hari yang dinantikan setiap tahun.Â
Begitu besar makna Imlek bagi setiap warga keturunan Tionghoa,sehingga jauh hari sebelum hari :'H" nya sudah mempersiapkan segala sesuatunya.Â
Tentu saja tergantung pada kondisi keuangan masing masing keluarga.
Bagi keluarga yang termasuk golongan " orang berada" tentu saja tidak perlu sibuk urusan jahit menjahit pakaian. Karena cukup ke toko pakaian dan membeli sesuai dengan kebutuhan.
Tetapi bagi keluarga yang hidup pas pasan, termasuk keluarga besar kami, segala sesuatu harus dipersiapkan sejak jauh hari
Dimulai dari menjahit pakaian untuk Imlek, mengumpulkan uang untuk membeli sepatu baru.Â
Dua minggu sebelumnya kaum wanita sudah mempersiapkan bahan bahan yang diperlukan untuk memasak kue kering. Mulai dari menjemur tempurung kelapa, karena apinya sangat baik untuk memasak kue kue kering.Â
Walaupun keluarga kami termasuk salah satu keluarga miskin di kampung Halaman, tetapi setidaknya Kue kue kering harus Ada di atas meja , sebagai rasa hormat terhadap tamu yang datangÂ
Ada kue kenari, kue semprit dan kue mentega,serta kue keju.Bagi yang ekonominya lebih mapan, biasanya menyediakan kue dalam berbagai variasi.
Panen Raya Bagi Anak AnakÂ
Khusus bagi anak anak keturunan Tionghoa,tahun baru Imlek ini,merupakan hari "panen raya".Â
Karena ada kesempatan "panen angpau". Angpau adalah uang yang dimasukan dalam sampul berwarna merahÂ
Sejak dari pagi hari ,sudah rapi dengan baju baru dan sepatu baru
Mengunjungi setiap rumah tetangga yang merayakannya, Menyusul kerumah kerabat. Selesai panen angpau dan sudah kembali kerumah masing masing, semua hasil tambang angpau dikeluarkan dan dihitung bersama sama.
Setiap anak yang belum menikah,berhak mendapatkan angpau ,baik dari orang tua sendiri,maupun dari kerabat dan para tetangga.Â
Sebelum menerima angpau,maka setiap anak harus memberi hormat baik kepada orang tua,dengan jalan memberikan :" soja" ,yakni kedua belah tangan dirapatkan di depan dada dan menghadap kepada orang tua atau yang lebih tua.Â
Sedangkan bagi orang tua ,yang anak anaknya sudah berkeluarga dan hidup mapan, sebaliknya memberikan angpau kepada orang tuanya.
Anak anak akan saling membanggakan diri,siapa saja yang paling banyak mendapatkan angpau.
Pokoknya hari Tahun Baru Imlek tempo doeloe sungguh sungguh merupakan hari yang penting dan ditunggu tunggu oleh setiap warga Tionghoa
Ritual Sehari sebelum Imlek
Sehari sebelum Imlek disebut :"Tahun Baru Kecil" .Sebelumnya ada acara "Sembahyang Tuhan" ,dengan mempersembahkan kambing atau babi bulat. Yang setelah selesai upacara sembahyang, maka dagingnya akan dibagi bagikan kepada tetangga.
Dalam hal ini masyarakat keturunan Tionghoa diajak dan diingatkan tentang philosophy Life is to share. Â
Tahun baru Imlek, dimanfaatkan juga untuk saling kunjung dan saling memaafkan dan sekaligus menerapkan hidup berbagi .
Imlek Telah Kehilangan MaknanyaÂ
Seiring dengan perubahan zaman,maka Imlek sudah kehilangan maknanya. Yang tersisa hanyalah perayaan di luar,berupa barongsai dan berbagai aktraksi lainnyaÂ
Spirit Imlek untuk mengaplikasikan hidup saling berbagi dan saling memaafkan agaknya sudah tergerus oleh perubahan zamanÂ
Bahkan banyak kaum muda ,yang sama sekali tidak memikirkan lagi tentang Imlek dan tidak lagi mengunjungi tetangga, serta kerabat karena merasa sudah cukup dengan SMS saja.
BmAcara memberikan hormat dengan :"Soja" sudah jarang dilakukan. Kaum muda bahkan tidak segan-segan menyalami seperti menyalami sesama teman sebayaÂ
Tidak ada lagi persiapan masak memasak kue, bahkan sejak beberapa tahun belakangan , orang sudah tidak lagi saling kunjung antar tetangga.
Dalam kata lain, Imlek di Jaman kini,sudah mengalami perubahaan akan makna dan esensialnya, yang tersisa hanyalah acara seremonialnyaÂ
Dari jauh,kami berdua mengucapkan "Selamat Tahun Baru Imlek"Â bagi yang merayakanÂ
Semoga kita semuanya, baik yang merayakan Imlek maupun tidak, selalu dalam lindungan Tuhan bersama keluarga tercintaÂ
Self reflectionÂ
Bagi saya pribadi, lmlek merupakan momentum untuk self reflection. Tentang hidup saling berbagi dan saling memaafkan. Inti nya Love and CompassionÂ
Tentang apa yang sudah saya lakukan selama satu tahun yang baru berlalu. Apa yang seharusnya saya lakukan tapi tidak terlaksana sebagaimana semuatinya.Tentang apa yang seharusnya dapat dikerjakan,tapi tidak berhasil saya kerjakan dengan baikÂ
Membangun niat dalam diri.Bila Tuhan mengizinkan,maka mulai tahun yang baru ini saya akan berusaha menjadikan hidup saya berarti bagi keluarga dan selamaÂ
Renungan kecil di Tahun Baru Imlek 2025
Tjiptadinata EffendiÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI