Akibatnya Ada Cacat Seumur Hidup Pada Tubuh Saya
Saya tidak ingat lagi apakah saya sudah pernah menuliskan tentang pengalaman saya jatuh terpancang pada bambu runcing yang merupakan pagar di kampung halaman saya di Sumatera Barat.
Singkat cerita, setiap hari Minggu saya dengan berbocengan dengan sahabat baik saya  Herman, naik sepeda dari Padang menuju kesalah satu desa yang lokasinya di  Lubuk Alung.
Kedatangan kami selalu ditunggu karena saya memabantu para petani membasmi tupai yang melubangi puluhan butir kelapa yang ditanam dengan susah payah oleh orang kampung.
Dibawah pohon kelapa, tampak onggokkan kelapa yang dilubangi oleh tupai menggunung disana. Saya datang dengan membawa Senapan Angin kaliber 4,5 milimeter, sehingga tidak perlu izin dan cukup untuk menumbangkan tupai dari dahan pohon kelapa. Â
Karena setiap hari berlatih, maka saya bisa menembak jatuh tupai yang sedang melompat. Apalagi disaksikan orang sekampung, lubang hidung saya kembang kempis.Â
Akibat Lupa Diri Akhirnya Saya Cacat Seumur Hidup
Suatu waktu, saya sengaja memukul mukul pohon kelapa dengan kayu. Tupai yang lagi asyik menikmati buah kelapa yang sudah dilubanginya terkejut dan melompat.Â
Pada saat sedang "mengangkasa" sebutir peluru senapan angin saya menghentikannya dan jatuh. Seperti biasanya orang orang kampung yang menyaksikan terpesona melihat "kehebatan " saya . Tapi kali ini tupai tersebut jatuh dibalik pagar kebun yang terdiri dari pagar bambu.Â
Untuk membuktikan bahwa tupai yang saya tembak benar benar kena dan jatuh, maka saya jadi lupa diri. Saya memanjat pohon kelapa dan melompati pagar bambu yang tersusun disana tetapi ternyata celana tersangkut dan saya jatuh tepat diatas pagar bambu.Â