Karena hal ini ,sama halnya dengan orang Cina yang merantau dari negerinya dan tidak pernah pulang lagi,maka terciptalah istilah "Merantau Cino" bagi masyarakat Minangkabau .Walaupun mengusung kosa kata :"Cino" tapi sama sekali tidak ada kaitannya dengan Sara ataupun nada melecehkan.Melainkan semata mata ada kesamaan ,yakni:"Merantau dan tidak pernah kembali lagi"
Ada berbagai alasan orang Minang merantau Cino,antara lain:
- gagal dirantau orang,sehingga malu pulang kampung
- menikah dengan orang bukan sesuku ,sehingga merasa risih untuk pulang kampung
- merantau dan menikah ,serta pindah agama
- merantau dan kemudian kedua orang tua sudah meninggal,sehingga tidak ada lagi daya tarik untuk pulang kampung
- dan seterusnya
Diantara begitu banyak alasan mengapa orang Minang yang Merantau Cino,adalah karena kedua orang tua sudah meninggal . Dan rumah orang tua sudah beralih ketangan orang lain,yang bukan merupakan keluarga inti,sehingga tidak merasakan adanya :"home sick" yang memiliki daya tarik untuk orang pulang kampung.
Catatan Tambahan
Tulisan ini bukanlah hasil kajian ilmiah ,melainkan semata mata menceritakan opini pribadi. Saya sendiri terlahir di Padang ,pada era Dai Nippon,tapi saya tidak termasuk "Urang Minang" melainkan "Urang Padang". Karena ada penegasan:' Jangan pernah mengaku sebagai orang Minang,kalau bukan beragama Islam".
Dan saya menghormati keputusan ini dan tidak pernah sekali jua menyebut diri sebagai Urang Minang,melainkan "Urang Padang" Kesimpulannya:"Perantau Cino" memiliki arti dan makna yang berbeda dari "Merantau Cino"
Karena Engkongco kami bermarga :"Tjoa" maka saya juga terlahir dengan marga "Tjoa" .Tapi di era Suharto,semua nama yang berbau "Cina" diwajibkan untuk di "Indonesiakan" ,maka kalau sewaktu lahir,saya diberi nama oleh orang tua,tapi setelah dewasa dan diwajibkan,saya mencari nama untuk diri sendiriÂ
Tjiptadinata Effendi
Lahir di Kota Padang,21 Mei 1943/ orang tua lahir di Payahkumbuh,tahun 1900Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H