Berkunjung ke Bukittinggi belum sah bila kita belum berkunjung ke Lobang Japang .Setiap kali mendengarkan kata :” Lubang Jepang” hampir dipastikan akan membawa alam pikiran kita terhadap sesuatu yang mengerikan.
Karena kisah kisah horror tentang kekejaman tentara Jepang dalam memperlakukan para romusha atau pekerja rodi untuk membangun bunker bunker guna keperluan pertahanan tentara Dai Nippon ini yang kendati terjadi sudah sejak lebih dari setengah abad lalu, namun bayangan ngeri tentang tragedi kemanusiaan, tetap saja masih terasa perih dihati.
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/02/03/wisata-sumbar-9-601aaabd838cc63f40307492.jpg?t=o&v=555)
Lebih baik memanfaatkan jasa pramuwisata dan mengeluarkan dana sedikit,daripada mengambil resiko masuk kedalam terowongan yang mungkin akan menimbulkan rasa tidak nyaman secara psikologis
!["Grand Canyon"van Sumatera/dok.pri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/02/04/ngarai-sianok-2-601b177e8ede4832fe20aaa3.jpg?t=o&v=555)
!["Grand Canyon"van Sumatera/dok.pri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/02/04/ngarai-sianok-601b176dd541df584a31db92.jpg?t=o&v=555)
Keluar dari Lubang Jepang, suasana hati memang rasanya gimana tuh. Syukurlah hanya sekitar 3 menit berkendaraan, kita dapat menghilangkan rasa ngeri tadi dengan memandang keindahan Ngarai Sianok sepuas puas hati memandang. Karena sudah mulai sore,maka daripada memaksa diri melanjutkan perjalanan,lebih baik kita istirahat dulu,sambil minum es kelapa muda dan menikmati makanan kecil khas Kampung Halaman saya,Ntar sore ,kita lanjutkan lagi perjalanan ya
Tjiptadinata Effendi
ket.tambahan: semua foto yang tampak,maupun yang tidak tampak,adalah dokumentasi pribadi kami berdua ya Min
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI