Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Ini Ulang Tahun Ke-56 Pernikahan Kami

2 Januari 2021   03:41 Diperbarui: 2 Januari 2021   03:44 1298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto: bersama keluarga besar/dokumentasi pribadi

Akhirnya ,kami memutuskan pulang kampung . Bukan perkara mudah bagi kami,mengingat pada umumnya,orang Padang merantau dan baru akan pulang kampung setelah mampu mengubah nasib .Tapi kami sebaliknya,gagal dan pulang kampung

ket.foto : bersama Admin Kompasiana dan sahabat Kompasianer/dokumentasi pribadi
ket.foto : bersama Admin Kompasiana dan sahabat Kompasianer/dokumentasi pribadi
Jualan Kelapa di Pasar Tanah Kongsi

Setiba di Padang,tidak ada waktu bagi kami untuk meratapi nasib ,karena hidup masih terus berlangsung dan kami tidak ingin pulang kampun g untuk membebani orang tua kami. Maka saya,menyewa kedai  di Pasar Tanah Kongsi dan sekaligus menjadi tempat tinggal . Saya jualan kelapa dan isteri mengajar.

Pada waktu itu anak kami baru satu orang. Perjalanan hidup kami semasa ini,bagaikan bernafas dalam lumpur. Demi untuk makan sebungkus nasi rames untuk kami anak beranak,tidak jarang harus ngebon .Bahkan ketika putra kami sakit ,untuk berobat,saya menjual cincin kawin 

Pada saat saat seperti ini,terasa benar akan arti dan makna kalimat:"Ketika anda tertawa,maka seluruh dunia akan ikut tertawa bersama anda,tapi bila anda menangis,maka merataplah seorang diri"

ket.foto: bersama keluarga besar/dokumentasi pribadi
ket.foto: bersama keluarga besar/dokumentasi pribadi
Badai Kehidupan Berlalu

Berkat kerja keras saya dan isteri dan doa yang tak pernah kami lupakan pagi,siang dan malam.akhirnya Tuhan membukakan jalan bagi kami untuk mengubah hidup. Badai kehidupanpun berlalu. 

Kami menemukan turning point kehidupan dan setelah bertahun tahun menderita,nasib kami berubah bagaikan siang dan malam.Lagi lagi ingat akan pesan moral :"My destiny is in my hands and your destiny is in your hands" Nasib ada ditangan kita masing masing ,sedangkan takdir ada ditangan Tuhan.

Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan,setelah jatuh bangun dalam menghadapi badai kehidupan,akhirnya ketika kami sama sama menua,dapat menikmati kasih sayang anak mantu cucu dan cucu mantu,serta dikelilingi orang orang yang menyayangi kami. 

Perjalanan panjang yang disertai perjuangan hidup yang tidak pernah mengenal kata menyerah,akhirnya kami dapat menikmati hidup damai dan bahagia 

Terima kasih tak terhingga kepada semua sahabat yang telah mengingat kami dalam doa doanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun