Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setengah Abad Melanjutkan Ritual Kehidupan yang Sama

4 Februari 2019   14:41 Diperbarui: 4 Februari 2019   15:07 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usaha jualan sayur diambli alih oleh kakak perempuannya yang kini baru saja melahirkan sehingga Ita menggantikan kakaknya jualan sayur.

dokpri
dokpri
Berbagai Kisah Sedih
Beberapa orang mantan tetangga kami sewaktu masih tinggal di pasar Tanah Kongsi,ketika kami kunjungi kemarin,ternyata sudah meninggal dunia, padahal rata rata usia mereka yang meninggal  sekitar 60 tahun.

Kami berdua terenyuh mendengarkan kisah kisah sedih dari keluarga mereka. Dan kebetulan sebelum berangkat,putra kami menitipkan  amanah, untuk diberikan kepada teman teman sepermainannya sewaktu masih kecil, yang hidup mereka masih memprihatinkan.

Kalau biasanya anak anak mendapatkan amanah dari orang tua, Namun kali ini, justru kami yang mendapatkan titipan amanah untuk disampaikan kepada para tetangga kami di pasar Tanah Kongsi,yang masih menjalani ritual kehidupan seperti tempo dulu.

dokpri
dokpri
Seandainya Kami Masih Tinggal Di Pasar Tanah Kongsi

Selintas terbayang dalam pikiran saya,seandainya kami masih tinggal di pasar Tanah Kongsi,maka belum tentu kami akan mampu  menjalani ritual kehidupan yang teramat berat.

Bangun jam 3.00-4.00 subuh. Mulai memasak dan mempersiapkan semua kelengkapan untuk jualan,yang melibatkan seluruh anggota keluarga.

Kemudian,sehat ataupun tidak sakit,harus mau dan siap memberikan senyumannya kepada setiap  calon pembeli. Dan keuntungan yang dapat dikumpulkan setelah seharian kerja keras adalah maksimal 50 ribu rupiah sehari. Kalau hujan turun dengan lebat,maka penghasilan bisa merosot hingga 20 ribu rupiah sepanjang hari.

ket,foto; disinilah kedai merangkap tempat tinggal kami di tahun 70 an./dok.pribadi
ket,foto; disinilah kedai merangkap tempat tinggal kami di tahun 70 an./dok.pribadi
Mengapa Mereka Tidak Berani Melangkah Keluar?

Sebagai manusia yang waras,siapa yang mau menjalani hidup seperti ini? Namun mereka tidak memiliki keberanian untuk keluar dari garis hidup yang sudah dilalui selama berpuluh tahun. Karena mengubah jalan hidup,berarti berani mengambil resiko.

Kalaulah resiko hanya berlaku bagi mereka pribadi pasti mereka siap melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun