Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setengah Abad Melanjutkan Ritual Kehidupan yang Sama

4 Februari 2019   14:41 Diperbarui: 4 Februari 2019   15:07 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ritual seperti inilah yang dulu, setengah abad lalu, kami jalani setiap hari. 

dokpri
dokpri
Berapa penghasilan mereka rata-rata dalam sehari?

"Ya, lumayan bisa untuk makan kami Om," kata Widia yang harus membesarkan anaknya seorang diri lantaran suaminya meninggal sejak putrinya berusia 5 tahun.

Kini, di bangku SMP putrinya sudah berhenti dan tidak lagi melanjutkan karena ketiadaan biaya.

Ketika remaja seusianya masih melanjutkan sekolah di SMA, Yeni yang kini berusia 16 tahun, sudah harus bekerja sebagai pelayan toko,dengan gaji hanya Rp 500 ribu per bulan.

Sementara dari hasil jualan kue dan minuman, ibunya Widia hanya mampu meraup keuntungan sebesar Rp 30-40 ribu per harinya.

Dari penjualan sebungkus lontong kacang, yang dijual seharga Rp 6.000 per bungkus, Widia mendapatkan keuntungan Rp 1.500 rupiah. Kalau sehari bisa laku 15 bungkus, berarti sudah dapat sekitar 20 ribu rupiah.

Keuntungan lainnya diperoleh dari penjualan cendol, kerupuk, dan kue-kue tradisional yang merupakan barang konsinyasi. maka kalau lagi hoki bisa mendapatkan sekitar Rp 40 ribu rupiah.

Tapi bila hujan turun dengan lebat dan pasar menjadi becek, sering lontong yang dipersiapkan tidak habis terjual sehingga dijadikan konsumsi makan siang dan makan malam bersama anaknya.

dokpri
dokpri
Lain pula kisah hidup Ita yang dulu sejak dari neneknya berjualan sayur persis di depan "mantan" kedai yang kami tempati, Kemudian ketika neneknya meninggal digantikan oleh ibunya.

Ita mengaku sudah lulus sarjana berkat kerja keras ibunya yang jualan sayur, Namun baru-baru ini ibunda tercinta meninggal karena komplikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun