Akibatnya, sudah dapat dibayangkan: modal ludas dan rumah tangga berantakan.
Terkadang yang terjadi sama sekali di luar dugaan
Sebagaimana orang lain maka saya dan istri juga sudah merancang untuk masa tua kami, yakni ingin menikmati hidup di perkebunan, di mana ada kolam mancing dan aneka ragam pohon buah-buahan.
Untuk membuktikan bahwa kami sungguh-sungguh serius dengan rancangan ini, maka kami sudah membeli tanah di Kinali, Pasaman.
Bahkan sudah ditanami dengan ratusan pohon kelapa. Dengan angan-angan, kelak, kalau anak-anak sudah berkeluarga maka kami akan membangun Vila di tanah kami yang dikelilingi dengan beragam pohon buah-buahan.
Ternyata, seperti kata pribahasa, manusia boleh saja membuat rencana yang muluk-muluk namun tidak dapat memastikan bahwa semuanya akan terwujud.
Ketika putra-putri kami sudah menikah, mereka tidak lagi tinggal di Padang.
Maka kami jadi terpikir, mau apa kami tinggal berdua di perkebunan, sedangkan anak cucu tidak berada di kota Padang?
Maka rencana yang sudah kami rancang secara matang tersebut menjadi buyar. Dan hingga kini tanah tersebut, yang kami pegang hanya Sertifikat Hak Milik.
Sedangkan seperti apa kondisi tanah tersebut, sudah belasana tahun tidak pernah kami datangi lagi.
Masih syukur kami belum membangun Vila di sana, sehingga deposito sebagai jaminan hari tua kami masih utuh.