Benar saya miskin,tapi bukan sampah ,apalagi bangkai . Tiba tiba ,saya ingat ketika mencuri sepotong bambu tetangga dikala usia 9 tahun.
Ayah saya sangat berang dan mengatakan :" Kita memang miskin, tapi kita bukan  keluarga maling, mengerti!" Tubuh saya bergetar dan keringat dingin mengalir dikening saya. Hampir saja saya masuk kejurang dan menjadi sampah.
Cepat Cepat saya kembalikan bungkusan uang tersebut kepada orang yang memberikan .Jurangan Karet tersebut sangat berang dan berkata: "Belagu kau, Mau belagak jadi orang jujur, jadi kulilah kau seumur hidup" sumpah serapahnya kepada saya. Saya tidak mau melanjutkan pembicaraan lagi dan segera melanjutkan pekerjaan saya. Dalam hati saya bersyukur ada pak Yunus yang mengingatkan, sehingga saya tidak jadi sampah, karena mengikuti arus
11 Tahun Kemudian
Kelak, 11 tahun kemudian,setelah kami pulang kampung dan nasib kami berubah dan saya sudah menjadi seorang Pengusaha  di kota Padang, saya mengemudikan kendaraan dan membawa anak istri untuk melakukan Nostalgia, serta sekaligus membesuk pak Yunus.  Itulah perjumpaan kami yang terakhir. Namun nasihat dari Pak Yunus,saya jadikan tugu peringatan didalam hati .Seirama dengan nasihat ayah saya alm.:"Kita boleh miskin,tapi kita bukan maling!"
Tjiptadinata Effendi