Penyimpangan perilaku yang dipertontonkan oleh orang orang dewasa, bahkan yang jenggotnya sudah memutih dimakan usia belakangan ini menjadi tontonan gratis bagi jutaan orang.Â
Berteriak-teriak seperti anak kecil yang lagi ngamuk, karena tidak dibelikan mainan oleh orang tuanya. Malah ada yang minta dijemput, dielus-elus dan disambut. Bila tidak dipenuhi maunya, ya ngambek terus dan tidak mau pulang. Hal ini mengingatkan kita pada anak-anak kita yang ngambek dan lari ke rumah tetangga dan baru mau pulang ketika kita membujuk dan menjemputnya.Â
Mirisnya lagi, bukannya merasa malu dan sadar diri, malahan merasa bangga. Aneh memang, tapi inilah kenyataan yang terjadi di hadapan kita.
Rasa hormat terhadap orang-orang yang dinilai patut menjadi panutan, mulai tergerus dan terkikis akibat gaya hidup yang di tampilkan oleh orang-orang dewasa, sama sekali tidak menunjukkan kematangan dan kedewasaannya. Bahkan sebaliknya menunjukkan perilaku seperti anak-anak lagi ngamuk.Â
Padahal banyak dari antaranya, selama ini ditokohkan dan dijadikan panutan oleh orang banyak. Kejadian ini, menyebabkan generasi muda semakin hari terjerumus menjadi generasi yang bingung. Bingung, mau meniru siapa? Kalau diibaratkan papan penunjuk arah, maka orang menjadi bingung, ketika tiang penyangga papan penunjuk arah ini roboh dan tercampak di tanah.
Ukuran KedewasaanÂ
Dalam pengertian sederhana, dewasa adalah sesosok anak manusia yang dalam usia sudah bukan lagi anak dan tampak nyata dalam cara berbicara dan perilakunya. Antara lain sifat kedewasaan ini dibuktikan bahwa yang bersangkutan telah:
- Mampu menghidupi diri sendiri
- Menghargai lawan bicara
- Menjawab dengan santun
- Berpikir, sebelum bertindak
- Tidak cepat terpancing dan meledak ledak
Dalam kehidupan bermasyarakat, perilaku ini akan tampak nyata, bahwa yang bersangkutan, seiring dengan bertambahnya usia, belajar dari setiap kejadian dalam hidupnya. Sehingga kematangan dalam usia, disertai juga dengan kematangan dalam sikap mental. Yakni cara berpikir, cara mengambil keputusan, sikap tenang, kalem, mantap, dan jauh dari sikap petantang-petenteng mempertontonkan pencapaian.
Tetapi dalam realita hidup, ternyata cukup banyak orang yang dalam ukuran usia sudah bukan lagi remaja atau anak muda, melainkan sudah lebih dari dewasa, namun dalam tingkah laku dan bertutur kata, masih seperti remaja usia belasan tahun.Â
Silakan disimak sendiri bagaimana orang yang sudah menjadi orang tua, berkedudukan tinggi, namun bertutur kata, tak ubahnya bagaikan anak-anak remaja. Yang mengumbar kebencian, SARA, dan mencerca sana-sini sesuka hati, seolah dirinya adalah raja diraja atau King of King.
Mengobati Penyakit Harus Tahu Penyebabnya