Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terus Terang Tanpa Melukai, Apakah Bisa?

25 Juni 2018   07:01 Diperbarui: 25 Juni 2018   07:47 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi :shutterstock

Sebagai contoh,akibat kenakalan saya sewaktu masih muda,tubuh saya penuh dengan bekas bekas luka. Selain dari tangan saya,ada bekas luka sepanjang  15 centimeter dipaha saya. Tapi kini,saya bisa sambil ketawa ketawa memandang bekas luka tersebut dan mengingat betapa nakalnya saya sewaktu muda.

Beda Dengan Luka Batin

Tetapi ketika saya teringat ,akan sahabat baik saya ,yang telah memfitnah,sehingga saya dipermalukan ,ditangkap ditengah malam dan wajah saya ditayangkan di salah satu stasiun televisi,bahkan  sempat 2 minggu dalam tahanan di Polda Surabaya,maka walaupun saya sudah memaafkannya,tapi sewaktu ingat hal ini,luka hati saya terasa perih dan berdarah kembali.Apakah karena kadar keiklasan saya dalam memaafkan,masih rendah,sungguh saya tidak tahu jawabannya.

Pengalaman pribadi tersebut,saya jadikan pelajaran ilmu hidup ,sebagai pedoman untuk berinteraksi dalam bermasyarakat.Sesungguhnya prinsip hidup itu tidak usah mencontoh pakar pakar dunia, yang membahas tentang bagaimana seharusnya menjalani kehidupan sosial kita. 

Dengan falsafah hidup yang sangat sederhana, kita sudah dapat melangkah dengan  mantap, meniti jalan hidup ,yakni ”kalau tidak bisa  menyenangkan, janganlah melukai hati orang.”Dan pribahasa yang terkesan usang,tapi tetap relevan untuk dijadikan falsafah hidup adalah :"mencegah melukai. .jauh lebih baik ketimbang mengobati."

Pelajaran hidup semacam ini ,tidak akan ditemui dibangku universitas manapun di dunia ini.Karena hanya dapat kita petik dari berbagai pengalaman hidup.Baik pengalaman diri sendiri,maupun pengalaman orang lain. Karena belajar dibangku kuliah,akan menghadirkan ilmu pengetahuan,tapi belajar dari ilmu kehidupan,akan menghadirkan kearifan tentang makna kehidupan dalam diri kita.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun