Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Santa di Era Millennial

25 Desember 2017   13:40 Diperbarui: 25 Desember 2017   19:34 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Datang Dengan Helikopter dan Akrab Dengan Semua Orang!

Kalau di zaman dulu, Santa atau lebih dikenal dulu dengan panggilan "Sinterklas" datangnya selalu dikawal oleh dua orang Pit Hitam yang menyandang karung. Anak-anak kalau dipegang oleh Pit Hitam akan menjerit-jerit ketakutan, karena kuatir akan dimasukkan kedalam karung.

Sedangkan Sinterklas, tampil dengan wajah kalem dan berwibawa membagi bagikan permen dan hadiah hadiah lainnya. Namun, kemudian banyak timbul protes bahwa penampilan dan penempatan Pit Hitam sebagai Pengawal Pribadi Sinterklas dianggap melecehkan orang kulit berwarna. Sehingga selanjutnya, peran Pit Hitam ditiadakan." 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Pada zaman itu, setiap tanggal 4 Desember, anak-anak sibuk mencari rumput terbaik untuk di potong dan ditaruh diatas sepatu mereka di rumah. Dengan harapan, ketika Sinterklas datang dengan kuda terbangnya, singgah di rumah mereka dan memberikan berbagai hadiah. 

Pada waktu itu, boleh dikatakan kisah ini sudah bagaikan melegenda. Bukan hanya anak anak TK, tapi juga yang sudah bersekolah dan duduk di bangku SD masih percaya akan hal tersebut.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Sempat Sangat Kecewa Dengan Sinterklas

Tetapi ternyata legenda semusim tersebut, cukup banyak membawa korban. Maksudnya : "korban" disini, bukan luka-luka secara fiisik, tapi hati anak-anak yang berasal dari keluarga miskin yang terluka.

Termasuk salah satunya adalah yang menulis artikel ini. Sejujurnya, sebagai seorang anak, selama bertahun tahun, menanti dengan sia-sia, menimbulkan rasa sakit yang mendalam dihati saya. Dalam hati saya berpikir "Sinterklas hanya untuk anak anak orang kaya". 

Saya sama sekali tidak tahu dan tidak diberitahu bahwa hadiah hadiah luar biasa yang didapat oleh teman teman tetangga dan teman sekolah dari Sinterklas, sesungguhnya adalah dari oang tua mereka masing masing.

Bahkan ketika ada acara di rumah sekolah, Sinterklas datang dan membagikan hadiah kepada anak-anak yang rajin dan raportnya bagus. Kabar gembira ini, tentu saya sambut dengan sangat antusias.Karena yakin, pasti nama saya akan dipanggil untuk mendapatkan hadiah. Karena di kelas rapor saya termasuk yang terbaik dan kelakuan tercatat: "sangat baik"

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Saya membayangkan, betapa ketika nama saya dipanggil oleh Sinterklas dan saya berjalan dengan gagah kedepan untuk menerima hadiah langsung dari Sinterklas. Akan tetapi satu persatu hadiah yang menumpuk sudah habis terbagi. Bahkan yang mendapatkan hadiah, beberapa orang diantaranya adalah yang rangkingnya di kelas jauh di bawah saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun