Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa yang Dapat Diteladani dari Sosok Pepih Nugraha?

8 Januari 2017   19:50 Diperbarui: 9 Januari 2017   08:30 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


foto: minjam dari roselina tjiptadinata

Pepih Nugraha ,Piawai Membuat Orang Merasa Penting Dihadapannya

Sudah banyak yang menulis tentang Pepih Nugraha,sejak orang nomor satu di Kompasiana ini, melepaskan "anak" yang dibidaninya ini,karena merasa di usia 8 tahun, Blog yang dibesarkannya,sudah mampu mandiri. Sementara Pepih sendiri sedang   membangun impiannya ,lewat sesuatu yang baru. Sehingga kalau dulu ,berkantor di Palmerah ,kini Pepih sudah berkantor di Kemang.

Mengapa begitu banyak orang yang mau menghabiskan waktu,untuk menulis tentang sosok Pepih Nugraha?  

Hal ini,tentu tidak terlepas dari sikap yang ditunjukkannya kepada siapapun yang pernah bertatap muka ,sehingga setiap orang merasakan dirinya penting,bagi Pepih .Inilah salah satu sebab, mengapa Pepih sukses memimpin blog terbesar ,yang kini konon ,sudah menjaring sekitar 300 ribu orang ,untuk bergabung di Kompasiana. Sebuah kesuksesan yang patut diapresiasi oleh kita semuanya.

1418624093828291751-58722fe6127f61290c8fef28.jpg
1418624093828291751-58722fe6127f61290c8fef28.jpg
foto :minjam dari roselina tjiptadinata

Catatan Pribadi Tentang Pepih Nugraha

Pertama kali ,saya dan istri bertatap muka dengan sosok Pepih Nugraha adalah ketika ada Kopdar Kompasianer di Cafe Mahakam. Tapi hanya sempat berbicara sebentar,karena begitu sibuknya Pak Pepih ,melayani orang banyak.

Kedua adalah ketika kami makan bersama di salah satu restoran Jepang di Jakarta. Lalu dalam acara Kompasianival ,tahun 2014 ,dimana saya mendapatkan Penghargaan sebagai Kompasianer of the Year 2014.

Kemudian, beliau hadir memenuhi undangan kami ,dalam acara Golden Anniversary Wedding Day kami di Hotel Jayakarta di Jakarta. Dimana Pak Pepih ,yang hadir bersama istri tercinta dan Admin Kompasiana ,serta beberapa wakil dari Kompasianers, sempat memberikan kata sambutannya.

14502972-10154108869183871-1315229187360368192-n-5872302e45afbd0709445646.jpg
14502972-10154108869183871-1315229187360368192-n-5872302e45afbd0709445646.jpg
foto bersama Pak Pepih Nugraha dan teman teman Admin di Palmerah : foto minjan dari pak Pepih,

Sudah Menganggap Kami .Sebagai Orang Tua

Kalimat yang sangat menyentuh adalah ketika Pepih mengatakan kepada kami :" Bapak dan Ibu ,sudah saya anggap sebagai orang tua sendiri" Hal ini bukan sekali dikatakan,tapi beberapa kali.Termasuk ketika ada undangan ke Istana dan ketika tiba waktunya naik ke bus,ternyata nama kami berdua tidak ada di dalam daftar .

Tampak Pepih sangat berang dan mengatakan ::" Nama Bapak dan Ibu ,pasti ada di dalam daftar, malahan secara pribadi ,saya sudah telpon bapak dan ibu ,untuk meluangkan waktu agar hadir. Bapak ibu sudah saya anggap sebagai orang tua sendiri. Saya akan urus hal ini, Bapak dan Ibu ,pasti ikut ke istana" ,kata Pepih dengan wajah  kesal,karena tiba tiba nama kami bisa terhapus dari daftar.Kami hanya  mengatakan :" Kalau memang tidak ada, nggak masalah pak, Tidak usah dipaksakan pak:"Tapi persis sesaat sebelum bus berangkat, Mas isjet datang menemui kami dan mengatakan ,bahwa nama kami sudah ada dalam daftar..Gimana kisahnya ,tentu tidak perlu ditanyakan,maklum panitia sangai sibuk pada waktu itu.

55291c736ea834df568b4567-587235576423bd3e0caf8aa6.jpeg
55291c736ea834df568b4567-587235576423bd3e0caf8aa6.jpeg
foto makan bersama : dok,pribadi

 Traktir Kami Makan Siang Hingga 3 Kali

Ketika kami berkunjung ke Kantor Kompasiana di Palmerah, kami telpon pak Pepih,siapa tahu bisa ketemu. Dan langsung dijawab,;" Baik,saya tunggu Bapak dan ibu. kalau sudah sampai ,tolong kasih kabar ya"

Maka ketika kami turun dari taksi dan masuk ke laman kantor  Kompasiana,istri saya menelpon dan mengatakan bahwa kami sudah tiba,sesuai dengan pesan pak Pepih. kami melenggang masuk .Begitu melewati gerbang pemeriksaan,ternyata Pak Pepih Nugraha sudah menunggu disana. Kami dijemput dan diajak ke lantai 6 untuk berkenalan dengan  Admin. Ketika pulang ,kami diantarkan kebawah dan diajak makan  siang di Cafe Javaro. Hal ini bukan sekali,tapi tiga kali kami di traktir makan siang dan ngopi di Javaro Cafe. Sungguh sebuah kehormatan bagi kami, di layani dan ditraktir oleh orang nomor satu di Kompasiana ini.

Rayakan Ultah Pepih ke 50  di Kantor Kompasiana

Bertepatan kami masih di Indonesia, pada tanggal 11 Desember, yakni bertepatan Hari Ulang Tahun ke 50 Pepih Nugraha, maka kami menyempatkan diri untuk datang ,memberikan ucapan selamat.

Kami disambut oleh Mas dan Mbak Admin,yang ganteng ganteng dan cantik,dengan senyum tulus.Setelah menyanyikan lagu :" Happy Birthday to Kang Pepih"maka tiba giliran potong kue .Kami sangat terharu,karena kue yang dipotong sendiri oleh COO Kompasiana (pada waktu itu) langsung diserahkan ketangan saya dan istri.

Tulis Artikel Untuk Saya

Kalau Kompasianers ramai ramai menulis tentang sosok Pepih Nugraha,tentu saja sangat wajar.Kendati saat ini beliau sudah tidak lagi berada di Kompasiana.Tapi sebagai rasa hormat dan terima kasih,maka banyak Kompasianer yang menulis artikel ,yang ditujukan untuk sosok yang bernama Pepih Nugraha ini.

Tapi ternyata ,suatu waktu Pepih Nugraha,justru menuliskan sebuah artikel untuk saya dengan judul yang cukup menyentak dan menyentuh kalbu :" Tjiptadinata Effendi-Sosok Kompasianer yang Saya kagumi "Saya sungguh sangat terharu membacanya.

Sebagai orang yang sudah banyak makan asam garam,bahkan sudah merasakan pahitnya empedu dan cuka kehidupan berkali kali,tentu saya sadar diri.Bahwa semua yang dilakukan sosok Pepih Nugraha ini,bukanlah karena saya merupakan sosok penting,Melainkan karena sifat Pepih Nugraha,yang sangat piawai ,sehingga mampu mengkondisikan setiap orang yang berada dihadapannya,merasa dirinya di pentingkan oleh Pepih.

Kalau dikaji, saya hanyalah satu diantara 300.000 orang Kompasianers. Kalau dianalogikan, dari jumlah 300.000 rupiah,apalah artinya seribu rupiah?Tapi inilah.pelajaran yang saya petik dari pertemuan demi pertemuan dengan sosok Pepih Nugraha ini.yakni :" Hargailah setiap orang yang berada di hadapan kita,siapapun adanya "

Dalam pembicaraan,tak sekali jua Pepih menggurui saya ,tentang bagaimana menulis yang baik.Walaupun kalau seandainya saya diajarkan tentang menulis yang baik dan benar,juga tidak ada salahnya,karena memang beliau adalah Jurnalis kawakan dan Penulis hebat.Disinilah saya mencatat, bahwa betapapun kita merasa bahwa diri kita hebat dan menguasai suatu ilmu, tetapkan rendah hati. Jangan langsung langsung menggurui orang lain.

Contoh Kerendahan Hati Yang Dicontoh Admin

Ternyata tidak sia sia Pepih memberikan contoh tentang kerendahan hati. Karena langsung dipraktikkan oleh Admin. Yang diwakili oleh Mas Nurul Ujuy dan Mbak Wardah Fajr. (waktu itu masih Admin_) Yang juga menuliskan artikel tentang  perayaan ulang tahun emas pernikahan kami .

Berarti dalam hal kepemimpinan,Pepih Nugraha juga sudah berhasil ,karena teladan kerendahan hati yang dicontohkannya, telah di duplikasi oleh Admin

Kalau menghitung jarak,antara kantor Kompasiana di Palmerah dengan Kantor Pak Pepih Nugraha yang baru di Kemang,tidaklah berapa jauh.Tapi sesungguhnya dibidang tulis menulis,sosok Pepih Nugraha,sudah berada di zona lain. Tapi persahabatan yang tulus,tentu tidak akan berakhir ,karena jarak,waktu dan beda zona kehidupan. Karena tidak ada dinding pembatas,maupun sekat ,yang mampu mencekal kelanjutan persahabatan kita dengan Pepih Nugraha.

Saling mengagumi,antara sesama sahabat rasanya tidak ada salahnya, asal jangan sampai mengkultuskan seseorang, Karena ibarat sekeping mata uang, yang selalu memiliki dua sisi,maka begitu jugalah dengan manusia,Sebaik apapun seseorang,selalu ada kelebihan dan kekurangannya. Namun, karena kalau kita sudah saling bersahabat, maka biasanya yang tampak ,adalah segala yang baik saja.

Semoga Sukses pak Pepih. Kami semuanya mendoakan.!

Iluka , 8 januari, 2017

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun