Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menghajar Anak Demi Personal Branded

16 Desember 2016   17:28 Diperbarui: 17 Desember 2016   05:23 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau di Australia,ada anak yang disiksa orang tuanya dan tetangga menelpon,dalam waktu kurang dari 10 menit,sudah tiba mobil dinas sosial.yang didampingi Polisi. Memeriksa si anak dan menanyakan langsung Bila kedapatan tubuh sianak luka luka,maka pelakunya akan ditahan.

Pernah cucu kami mainannya patah. Maka ia menangis menjerit jerit. Karena mainan helikopter tersebut adalah hadiah ulang tahunnya.  Dibujuk ,malah semakin keras tangisnya. Dalam waktu kurang dari 10 menit, pintu rumah digedor .Ternyata petugas dinas sosial dan Polisi.

Walaupun sudah dijelaskan ,bahwa sianak menangis karena mainannya patah,tapi polisi tidak puas dan minta untuk bicara langsung dengan cucu kami..Setelah jelas,bahwa ia menangis bukan karena dipukulin,maka petugas dinas sosial dan Polisi hanya mengingatkan,untuk mendiamkan anak,karena tetangga merasa terganggu.

Hanya Bermain Catatan Angka

Menengok kondisi di negeri kita sendiri,maka kita hanya dapat menghela nafas panjang, Karena selama ini,pemerintah dan departemen terkait,hanya bisa bermain dengan angka angka dan semboyan.

Misalnya : Three Ends - hentikan kekerassan terhadap wanita dan anak -hentikan perdagangan manusia -akhiri kesenjangan ekonomi. Namun hingga saat ini baru hanya sebatas semboyan. Belum ada kesiapan aparat,untuk merespon laporan masyarakat,kecuali sudah jatuh korban .Ada HAM yang sering berteriak teriak,tapi hanya pada kasus besar saja,sementara kasus yang dianggap kecil ,hanya lewat ,Entah mungkin karena tidak diketahui atau mungkin dianggap tidak penting, tentu kita tidak bisa menjawabnya.

Koran dan media sosial ,serta berbagai siaran di televisi menayangkan ,betapa semakin hari terjadi peningkatan tindak kekerasan terhadap wanita dan anak anak.Termasuk tindakan pelecehan seksual ,Kekerasan dari orang tua kandung terhadap anaknya,dengan menyebukan angka angka .Seperti disebutkan oleh Komisi Nasional Perempuan,bahwa sudah terjadi tindak kekerasan terhadap perempuan sebanyak lebih dari tiga ratus ribu kasus.

Belum lagi tindakan kekerasan terhadap anak.Bahkan laporan yang masuk selama tahun lalu,mencapai lebih dari seribu lima ratus kasus.Tapi selain dari mengedepankan slogan slogan:"Stop Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak anak". belum tampak tindakan yang benar benar nyata ,dapat mengurangi tindakan kekerasan ini. Bagaimana masyarakat dapat berperan serta,bila laporannya hanya sebatas dicatat dan masuk koran?

Masyarakat Perlu Dididik Untuk Peduli Lingkungan

Kembali,kalau boleh memberikan contoh. Di Australia,semua warga,tanpa diminta adalah informan Polisi. Bahkan tetangga menyiksa anjingnya sendiri,dilaporkan Dan  penyiksa binatang itu didenda 5 ribu dolar atau lima puluh juta rupiah. Kalau sekali lagi ia melakukan,maka langsung akan dibui.

Saya sendiri sudah mencoba menelpon Polisi,ketika ada yang mabuk di Club,dimana sedang ada pertandingan bingo. Dalam waktu 5 menit, empat orang polisi datang dan langsung membawa orang yang mabuk tersebut. Saya sama sekali tidak dipanggil ,hanya ditelpon balik,sambil mengucapkan :" Good job,thank you for your cooperation"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun