Saya mencoba menghibur diri,dengan berpikir,mungkin sahabat saya lagi ada masalah,atau mungkin saja ada orang lain yang juga bernama Effendi.
Karena rasanya tidak mungkin sahabat baik saya, bisa berubah sikap begitu drastic, Saya berusaha mendapatkan alamat kantornya dan keesokkan harinya, saya nekat berkunjung kesana.Dengan berharap akan mendapatkan kejutan.Membayangkan bahwa sahabat saya akan memeluk saya dan berkata :” Aduh maaf, kemarin saya tidak mengira bahwa anda yang menelpon”
Dikira Mau Pinjam Uang
Dengan membesar besarkan hati dan memotivasi diri sendiri,saya ajak istri saya berkunjung kekantornya di Jakarta selatan. Hampir dua jam menempuh perjalanan dan menembus kemacetan akhirnya kami tiba dialamat tujuan. Saya parkir kendaraan dan masuk kekantornya yang megah.
Bertepatan kami melangkah masuk, Teddy pas lagi berjalan keluar dari ruangannya. Maka kami berpapasan. Tentu saja saya sangat gembira,karena sudah belasan tahun kami tidak berjumpa. Tetapi bagaikan diguyur air es, saya mendapatkan sambutan yang sangat dingin. Teddy menerima salam saya dan mencoba tersenyum.Nanum senyum yang dipaksakan dan tidak keluar dari hati, akan menghadirkan senyum yang tidak nyaman ditengok. Entah mungkin ini karena saya termasuk orang yang baper.
Kami diajak masuk ,sambil berkata :” Maaf ya Effendi,saya tidak bisa lama lama,karena ada meeting “
“Oya, tidak apa apa, Teddy, sudah ketemu saja saya sudah senang,”
Kami duduk diruangannya yang tampak megah , Saya mengambil inisiatif untuk membuka pembicaraan:” Kami baru pindah ke Jakarta Teddy. “
Tampak wajah Teddy agak tegang dan kemudian berkata:” Haa apa nggak salah nih Effendi. Sudah tua mau pindah ke Jakarta? Mustinya kan tinggal di kampung halaman. Disini biaya hidup sangat besar ..dan seterusnya dan seterusnya……..”
Terpana kami mendengarkan ceramah gratis dari sahabat saya ,yang kini sudah jadi pengusaha dan boss di Jakarta. Sungguh kerongkongan saya rasa terkunci dan tidak tahu mau menjawab apa.
Teddy menengok jamnya ,seakan kami sudah terlalu lama disana,Padahal teh yang disediakan sekretarisnya sama sekali belum kami sentuh. Saya diam menunggu ,mungkin masih ada yang akan dikatakan Teddy,sebelum kami pamitan