“Maaf,Effendi,apa yang dapat saya bantu?”tanyanya dengan tubuh agak menegang kebelakang .
“Oh anda salah sangka Teddy..kami datang kesini,karena merasa anda adalah salah satu dari sahabat lama saya. Saya tidak perlu bantuan apa apa. Terima kasih sudah menerima kami ya, Kami pamitan, karena banyak urusan yang harus kami selesaikan” Kata saya ,sambil mengandeng istri saya.
Teddy tampak lega, Karena ternyata kami datang tidak untuk minjam uang. Maka dengan wajah ceria,mengantarkan kami kepintu keluar.
Kesombongan Awal Kejatuhan
Walaupun sangat kecewa,tapi tentu tidak ada niat dalam hati untuk menyumpahi sahabat sendiri. Kalau sahabat saya sukses,ya syukurlah.
Dua tahun Kemudian, ketika kami berada di Bandara Sukarno Hatta,karena akan berangkat ke Perth. berpapasan dengan sahabat saya Teddy, Tapi wajahnya sangat berbeda dengan ketika kami berkunjung ke kantornya yang mewah. Ketika saya menyalaminya, ee malah saya dipeluk ..Sesaat,saya tengok Teddy menghapus air matanya ,sambil berkata lirih:" Perusahaan saya ada masalah berat dan bangkrut. rumah kami disita bank. Kami akan pulang ke Kampung halaman."
Sedih saya tengok,wajah yang dua tahun lalu keren dan berwibawa,kini tampak menanggung beban yang sangat berat Saya merasa tidak perlu bertanya, apakah sahabat saya membutuhkan bsntuan .Karena sudah ada panggilan the last call untuk para penumpang dengan tujuan Perth, maka saya peluk sahaabat saya dan menitipkan sesuatu didalam genggamannya. Kemudian kami berpisah......
Menertawakan Nasib Orang Adalah Sebuah Kenistaan
Menertawakan kejatuhan atau kehancuran orang lain,adalah sebuah kenistaan yang dilakukan oleh seorang manusia Sangat bertentangan dengan harkat kemuliaan yang seharusnya jadi ciri-ciri keistimewaan manusia sebagai makluk ciptaan yang mulia. Namun kita wajib belajar dari setiap kejadian dalam hidup ini, karena hidup adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir
Semoga tulisan ini,walaupun ditulis berdasarkan cuplikan pengalaman hidup ,yang sudah berlangsung cukup lama namun diharapka,esensial dari tulisan ini, tetap dapat dipetik manfaatnya..Setidaknya menjadi alarm atau pengingat bagi kita semuanya.Agar jangan pernah meremehkan orang lain, siapapun adanya. Kalau kita diberikan kemudahan dan hidup berkecukupan, maka patut disyukuri ,tanpa harus memandang rendah pada orang lain.Kalau tidak bisa menghargai orang, setidaknya jangan menghina itulah yang selalu saya tanamkan dalam diri saya dan keluarga .
Orang yang ,hari in berada dihadpan kita.mungkin saja i adalah seorang kuli Tapi beberapa tahun kemudian ,mungkin ia sudah jadi seorang pengusaha, Sementara orang yang hari ini berbangga diri sebagai Pengusaha besar, entah karena apa ,suatu waktu bisa saja posisi ini menjadi terbalik.