Dalam perjalanan hidup ini, pasti tidak mungkin semua hal yang terjadi ,sesuai menurut harapan kita, Malahan tidak jarang ,yang terjadi justru bertolak belakang dengan apa yang selama ini ,bukan hanya sebatas sebuah harapan,malahan mungkin merupakan sebuah impian.
Sebagai seorang manusia, apabila harapan atau keinginannya tidak terkabul atau yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan,akan menghadirkan rasa kecewa. Yang mungkin dalam bahasa religious disebutkan :” doa saya tidak dikabulkan oleh Tuhan”
Manusia senang,gembira, sedih dan kecewa tentu saja adalah merupakan sebuah kejadian yang sangat biasa biasa saja . Karena siapapun diri kita, pasti tidak akan luput mengalami hal tersebut. Namun bila rasa kecewa dan sedih dibiarkan berlarut larut, sehingga menyebabkan diri menjadi frustasi ,tentu bukan sebuah hal yang dapat dianggap sepele. Oleh karena itu, kita perlu belajar dari setiap kejadian dalam hidup kita,maupun yang terjadi pada kehidupan orang lain.
Sebuah Contoh:
Saya pernah mendapatkan pesan dari seseorang,katakanlah namanya Roni. Tulisannya lebih merupakan sebuah curhat,ketimbang sebuah diskusi..
Dear Pak Tjipta,
Saya senang membaca hampir setiap artikel yang pak Tjipta tulis.Karena banyak pengalaman hidup yang dapat saya jadikan pelajaran diri. Mungkin sepotong kisah hidup saya ini,dapat ditulis,untuk menjadi inspirasi bagi orang lain.
Beberapa bulan sebelum menikah, entah karena apa, tiba tiba ada kejutan bagi kami berdua Sebuah surprise yang jujur saya akui, merupakan sebuah godaan yang sangat menggiurkan kami.
Saya mendapat tawaran bekerja di kapal pesiar di Jepang dan calon istri saya waktu itu mendapatkan peluang magang kerja di USA. Kedua tawaran tersebut ,dilengkapi dengan gaji yang sangat menggiurkan bagi kami berdua.Kejadian ini ,seakan merupakan doa doa kami yang dijawab,Berdua kami membayangkan, andaikata kami memenuhi tawaran ini,maka masa depan kami akan cerah. Berdua kami akan dapat mengumpulkan uang dalam jumlah besar,untuk membangun hidup berumah tangga.
Tetapi resikonya adalah kami harus menunda pernikahan kami. Dan bekerja di dua negara yang terpisah ,selama minimal tiga tahun,tak seorangpun dapat meramalkan,apa yang akan terjadi.Jadi sebuah dilemma ,yang sekaligus merupakan pilihan teramat berat. Disatu sisi,bilamana kami mampu melewati tiga tahun dengan selamat, berarti kami akan mulai mengawali hidup berkeluarga dengan kondisi ekonomi yang sudah mapan.
Namun ,kami memilih untuk memutuskan menikah dan melepaskan kesempatan emas tersebut, karena bagi kami berdua.cinta kami jauh lebh penting daripada mengejar impian ke Jepang dan ke Amerika, yang mungkin saja akan berakhir secara tragis dengan putusnya hubungan kami berdua.
Walaupun harus menjalani hidup dengan penuh keterbatasan,namun setiap kali melihat anak anak kami tersenyum dan memeluk kami. Baru kami mengerti bahwa kami tidak salah mengambil keputusan, Karena anak anak yang merupakan karunia Tuhan dalam hidup kami, tidak ternilai . Dibandingkan dengan impian yang ditawarkan untuk bekerja di kapal pesiar di Jepang ataupun kerja magang di Amerika serikat,menjadi sama sekali tidak ada apa apanya dibandingkan dengan kebahagiaan yang akmi rasakan saat ini.
Karena itu ,tulisan ini saya kirimkan,dengan harapan mungkin ada manfaatnya bagi orang banyak, terutama bagi yang merasa sedih dan kecewa,karena impiannya ataupun harapan hatinya tidak tercapai.
Percayalah ,apappun agama yang kita imani, bahwa Tuhan lebih mengetahui, apa yang baik dan berguna bagi hidup kita. Dan tidak akan pernah mau memberikan sesuatu yang kita minta, bila hal tersebut,hanya akan menghancurkan hidup kita.
Terima kasih bilamana Pak Tjipta ,berkenan menyusun tulisan saya ini,menjadi sebuah artikel yang layak baca.
Pengalaman Pribadi:
Dua tahun lalu, kami dibelikan tiket untuk berlibur ke dua negara oleh putra putri kami,yakni ke Paris dan ke Jepang, Namun karena pengurusan visa Schencen mengalami berberapa hambatan, maka akhirnya ,hanya tersisa waktu untuk satu paket liburan ke Paris saja.Sedangkan paket tur ke Jepang ,terpaksa dibatalkan, Jujur pada waktu itu kami sangat kecewa dan menyayangkan , tiket pp dan akomodasi yang sudah dibayar lunas oleh putra kami, terbuang secara sia sia,
Namun seminggu kemudian ,dapat kabar dan kami tengok di tv, lokasi yang kami tuju di Jepang, mengalami tsunami. Baru pada saat itu kami menyadari,apa arti dan makna dari sebuah berkat terselubung.Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi kami, utnuk selanjutnya menerima dengn berbesar hari, setiap kejadian, yang terjadi tidak sesuai dengan harapan hati
Untuk hal tersebut hanya diperlukuan ketulusan hati ,untuk memahami ,bahwa sebagai manusia ,kita hanya dapat merancang rencana dengan baik,namun apa yang akan terjadi ,keputusannya bukanlah ditangan kita.Bila hal ini sudah mampu diaplikasikan,maka kita akan dapat menghadapi berbagai masalah hidip dan tetap dapat menjaga, agar tidak stress ataupu depresi, bilamana harapan atau cita cita kita tidak terpenuhi. Karena pasti akan ada sesuatu hal yang jauh lebih baik akan kita terima
Tjiptadinata Effendi 20 Agustus, 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H