Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Arti dan Makna dari Berkat Terselubung

20 Agustus 2016   21:59 Diperbarui: 27 Agustus 2016   03:36 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perjalanan hidup ini, pasti tidak mungkin semua hal yang terjadi ,sesuai menurut harapan kita, Malahan tidak jarang ,yang terjadi justru bertolak belakang dengan  apa yang selama ini ,bukan hanya sebatas sebuah harapan,malahan mungkin  merupakan sebuah impian.

Sebagai seorang manusia, apabila harapan atau keinginannya tidak terkabul atau yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan,akan menghadirkan rasa kecewa. Yang mungkin dalam bahasa religious disebutkan :” doa saya tidak dikabulkan oleh Tuhan”

Manusia senang,gembira, sedih dan kecewa tentu saja adalah merupakan sebuah kejadian yang sangat biasa biasa saja . Karena siapapun diri kita, pasti tidak akan luput mengalami hal tersebut. Namun bila rasa kecewa dan sedih dibiarkan berlarut larut, sehingga menyebabkan diri menjadi frustasi ,tentu bukan sebuah hal yang dapat dianggap sepele. Oleh karena itu, kita perlu belajar dari setiap kejadian dalam hidup kita,maupun yang terjadi pada kehidupan orang lain.

Sebuah Contoh:

Saya pernah mendapatkan pesan dari seseorang,katakanlah namanya Roni. Tulisannya lebih merupakan sebuah curhat,ketimbang sebuah diskusi..

Dear Pak Tjipta,

Saya senang membaca hampir setiap artikel yang pak Tjipta tulis.Karena banyak pengalaman hidup yang dapat saya jadikan pelajaran diri. Mungkin sepotong kisah hidup saya ini,dapat ditulis,untuk menjadi inspirasi bagi orang lain.

Beberapa bulan sebelum menikah, entah karena apa, tiba tiba  ada kejutan bagi kami berdua Sebuah surprise yang jujur saya akui, merupakan sebuah godaan yang sangat menggiurkan  kami.

Saya mendapat tawaran bekerja di kapal pesiar di Jepang dan calon istri saya waktu itu mendapatkan peluang magang kerja di USA. Kedua tawaran tersebut ,dilengkapi dengan gaji yang sangat menggiurkan bagi kami berdua.Kejadian ini ,seakan merupakan doa doa kami yang dijawab,Berdua kami membayangkan, andaikata kami memenuhi tawaran ini,maka masa depan kami akan cerah. Berdua kami akan dapat mengumpulkan uang dalam jumlah besar,untuk membangun hidup berumah tangga.

Tetapi resikonya adalah kami harus menunda pernikahan kami. Dan bekerja di dua negara yang terpisah ,selama minimal tiga tahun,tak seorangpun dapat meramalkan,apa yang akan terjadi.Jadi sebuah dilemma ,yang sekaligus merupakan pilihan teramat berat. Disatu sisi,bilamana kami mampu melewati tiga tahun dengan selamat, berarti kami akan mulai mengawali hidup berkeluarga dengan kondisi  ekonomi yang sudah mapan.

Namun ,kami memilih untuk memutuskan menikah dan melepaskan kesempatan emas tersebut, karena bagi kami berdua.cinta kami jauh lebh penting daripada mengejar impian ke Jepang dan ke Amerika, yang mungkin saja akan berakhir secara tragis dengan putusnya hubungan kami berdua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun